Senin 06 Jan 2025 12:20 WIB

Tiga Media Asing Soroti Peluang Timnas dan Nasib STY

Timnas Indonesia dinilai butuh perubahan taktik.

Pelatih timnas Indonesia Shin Tae-Yong menyapa suporter usai kemenangan timnas atas Arab Saudi pada laga keenam Grup C Babak Ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta, Selasa (19/11/2024). Timnas Indonesia berhasil menang atas Saudi Arabia dengan skor 2-0 melalui dua gol dari Marselino Ferdinan pada menit ke-32 dan menit ke-57.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Pelatih timnas Indonesia Shin Tae-Yong menyapa suporter usai kemenangan timnas atas Arab Saudi pada laga keenam Grup C Babak Ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta, Selasa (19/11/2024). Timnas Indonesia berhasil menang atas Saudi Arabia dengan skor 2-0 melalui dua gol dari Marselino Ferdinan pada menit ke-32 dan menit ke-57.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Tiga media asing dalam beberapa hari terakhir ternyata memberi sinyal soal nasib pelatih tim nasional Indonesia Shin Tae-yong. Ketiga media itu bahkan bersuara sama terkait kemungkinan PSSI untuk mengganti STY, panggilan Shin Tae-yong, dengan pelatih lain asal Eropa. Hal ini yang kemungkinan besar bakal diumumkan PSSI dalam jumpa persnya Senin (6/1/2024) siang.

Ketiga media asing itu adalah Tuttosport asal Italia, Gulf Times asal Qatar dan Europorter asal Eropa. Tuttosport dan Europorter menurunkan berita soal nasib timnas Indonesia dan STY pada 30 Desember lalu. Sementera Gulf Times menurunkan berita pada Ahad (5/1/2024).

Tuttosport menurunkan artikel dalam bahasa Italia yang berjudul ‘Thohir vuole il mondiale: un ct europeo per I’Indonesia’ yang kalau diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia adalah Thohir Incar Piala Dunia: Ingin Pelatih Eropa untuk Indonesia. Dalam artikel tanpa sumber itu, Tuttosport menulis soal ambisi PSSI untuk berlaga di Piala Dunia 2026 dengan melakukan sejumlah strategi. Pertama adalah merekrut pemain timnas dengan naturalisasi. Kedua, untuk menambah kualitas tim disadari butuh perubahan di lini pelatih. Strategi STY, menurut Tuttosport yang terlalu fokus pada pembenahan fisik pemain, terutama kemampuan lari cepat., yang dinilai kurang memuaskan. “Pelatih baru bisa saja dari Eropa. Dan dia harus sudah melatih sebelum pertandingan timnas Indonesia melawan Australia dan Bahrain, Maret nanti,” demikian pernyataan Tuttosport.

Artikel dari Europorter turun dengan judul, ‘Indonesian football has come so far but the country needs a coach’. Artikel ini ditulis oleh Collin Stevens. Menariknya, artikel ini mengulas soal ketidakpuasan pemain naturalisasi atas standar kepelatihan yang diterapkan STY. Collin menulis, “Beredar kabar bahwa para pemain naturalisasi yang berasal dari Belanda tidak puas dengan standar kepelatihan. Sepertinya ada jurang antara taktik yang biasa mereka mainkan dengan pelatih Eropa dengan apa yang mereka alami di Jakarta,” kata Collin.

Artikel juga menyoroti strategi permainan yang dirancang oleh STY. Dalam artikel itu, pilihan strategi STY yang menggunakan serangan balik memanfaat pergerakan sayap yang lincah juga dibandingkan dengan model strategi timnas Jepang yang bisa menyerang dari berbagai sisi dan lini, serta timnas Spanyol dengan umpan pendek dari kaki ke kaki.

Artikel terakhir dari Gulf Times bertajuk, ‘This golden moment for Indonesian football must not go waste’. Di dalam tulisan ini digambarkan bahwa para pemain naturalisasi yang berkualitas di timnas Indonesia harusnya bisa digunakan lebih maksimal lagi untuk memberikan hasil yang diinginkan. Namun dari beberapa pertandingan terakhir justru memperlihatkan sebaliknya. Karena itu timbul keragu-raguan atas kualitas kepelatihan STY. Artikel juga membandingkan racikan strategi STY dengan gaya pelatih Eropa seperti Dick Advocaat, yang lebih menyukai strategi menyerang.

Kemudian, artikel juga seolah memperlihatkan bagaimana anak-anak asuhan STY berbalik arah. Artikel mengutip media di Indonesia tanpa sumber yang jelas yang menyatakan bagaimana para pemain bertemu dan membahas kekalahan mereka dari Jepang, tanpa kehadiran STY. Disebutkan juga bahwa para pemain naturalisasi kurang sreg dengan strategi STY, termasuk di dalamnya fasilitas latihan dan taktik permainan.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement