Jumat 10 Jan 2025 22:16 WIB

Rupiah Menguat, Pengamat Nilai Imbas Program Makan Bergizi Gratis 

Rupiah menguat 27 poin atau 0,17 persen menuju level Rp 16.190 per dolar AS.

Rep: Eva Rianti / Red: Gita Amanda
Rupiah menguat 27 poin atau 0,17 persen menuju level Rp 16.190 per dolar AS. (ilustrasi)
Foto: Dok Republika
Rupiah menguat 27 poin atau 0,17 persen menuju level Rp 16.190 per dolar AS. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai tukar mata uang rupiah berbalik mengalami penguatan pada perdagangan Jumat (10/1/2025). Pengamat mata uang yang juga Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menilai penguatan Mata Uang Garuda di antaranya disebabkan karena imbas dari berjalannya program Makan Bergizi Gratis (MBG). 

Mengutip Bloomberg, rupiah menguat 27 poin atau 0,17 persen menuju level Rp 16.190 per dolar AS pada penutupan perdagangan Jumat (10/1/2025). Rupiah sebelumnya terus mengalami pelemahan, dan bertengger di atas level Rp 16 ribu per dolar AS sejak pertengahan Desember 2024 lalu. 

Baca Juga

“Program Makan Bergizi Gratis akan berdampak positif bagi ekonomi Indonesia, meski adanya tantangan ke depan. Ada pengalaman di negara lain di masa lalu, terutama di India dan beberapa negara Amerika Latin, di mana skema makanan gratis untuk siswa, seiring waktu, mampu memperkuat tenaga kerja dan membuatnya lebih produktif dalam berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi,” kata Ibrahim dalam keterangannya, Jumat (10/1/2025). 

Namun, Ibrahim mengatakan, meskipun bisa berdampak positif kepada ekonomi Indonesia, program tersebut masih memiliki tantangan yang besar ke depan. “Tantangan besar dalam skema makanan gratis adalah bagaimana menjadikannya bergizi dan bermanfaat bagi anak-anak, tetapi pada saat yang sama tidak terlalu mahal hingga menyebabkan ketidakstabilan makroekonomi,” ujarnya. 

Ia menyinggung mengenai bahan baku yang digunakan untuk program makan gratis di India, yakni menggunakan bahan lokal yang tersedia secara musiman, sehingga biaya skema program tersebut tidak terlalu besar. Hal tersebut yang membuat India mampu menekan biaya untuk program makan gratis tersebut secara signifikan. 

Program MBG diketahui mulai direalisasikan secara resmi pada Senin (6/1/2025). Program unggulan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka dalam Pilpres 2024 tersebut menganggarkan sebanyak Rp 71 triliun dari dana APBN 2025. Pemerintah membidik penerima manfaat mencapai hingga 19,47 juta orang. 

Sentimen eksternal 

Selain faktor dari dalam negeri, Ibrahim mengatakan ada juga sentimen dari luar negeri atau eksternal yang berdampak pada pergerakan rupiah. Diantaranya yakni, pasar gelisah menjelang data penggajian nonpertanian untuk bulan Desember yang akan segera dirilis, yang kemungkinan akan menjadi faktor dalam prospek suku bunga AS. 

“Data penggajian secara konsisten telah melampaui ekspektasi selama setahun terakhir, di tengah ketahanan yang berkelanjutan di pasar tenaga kerja. Tren ini memberi Fed lebih banyak ruang untuk mempertimbangkan pemotongan suku bunga di masa mendatang,” ujar Ibrahim. 

Risalah rapat bank sentral bulan Desember menunjukkan minggu ini bahwa para pembuat kebijakan berhati-hati dalam memangkas suku bunga lebih lanjut, di tengah inflasi yang lesu dan tanda-tanda ketahanan di pasar tenaga kerja. 

Pejabat Fed juga terlihat mengungkapkan beberapa kekhawatiran atas tekanan inflasi dari kebijakan proteksionis dan ekspansif di bawah Presiden terpilih Donald Trump. Ketidakpastian atas rencananya diperkirakan akan meningkat menjelang pelantikannya pada 20 Januari 2025 mendatang. 

Selain dari AS, sentimen eksternal juga datang dari China. Data inflasi China yang lemah yang dirilis pada Kamis memicu taruhan bahwa Beijing akan didorong untuk membuka lebih banyak stimulus, terutama langkah-langkah fiskal yang bertujuan untuk menopang pengeluaran swasta. 

“Ancaman kenaikan tarif perdagangan AS juga diperkirakan akan mendorong Beijing untuk memberikan lebih banyak stimulus guna melindungi ekonomi China, yang telah bergulat dengan pertumbuhan yang lesu selama bertahun-tahun,” terangnya. 

Berdasarkan analisisnya, mengenai berbagai sentimen yang memengaruhi pergerakan rupiah, Ibrahim menilai rupiah akan melanjutkan penguatan pada perdagangan minggu depan, Senin (13/1/2025). 

“Untuk perdagangan Senin depan, mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup menguat di rentang Rp 16.1300-Rp 16.200 per dolar AS,” ujarnya. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement