REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pelantikan kedua Donald Trump pada Senin ditandai dengan berbagai perubahan dari tradisi, termasuk memindahkan upacara ke dalam ruangan karena musim dingin yang sangat dingin di sebagian besar Amerika Serikat.
Namun, yang menarik perhatian orang-orang adalah bahwa Presiden AS tersebut tidak benar-benar bersumpah di atas Alkitab, seperti biasanya.
Saat mengambil sumpah presiden, Trump tidak meletakkan tangan kanan atau kirinya di atas Alkitab atau Konstitusi AS. Tidak jelas apakah ia memutuskan untuk melanggar protokol atau mungkin karena ia lupa?
Selama upacara, John Roberts, kepala hakim Mahkamah Agung, mulai membacakan sumpah untuk Trump agar diulang sebelum ibu negara yang baru, Melania Trump, dapat mencapainya dengan dua salinan Alkitab yang dipegangnya. Satu diberikan oleh ibu Trump dan disebut Alkitab Lincoln. Alkitab ini digunakan oleh presiden ke-16 pada tahun 1861 dan oleh Barack Obama pada tahun 2009 dan 2013.
Saat Melania berdiri di samping suaminya sambil memegang injil, Trump mengangkat tangan kanannya tetapi tidak meletakkan tangan kirinya di atas Alkitab. Sebaliknya, Alkitab itu hanya dipegang oleh Melania di sisinya.
Seperti dilansir laman NDTV, menyentuh teks-teks suci bukanlah persyaratan hukum. Konstitusi hanya menuntut presiden untuk menyatakan kesetiaan dengan sumpah atau pernyataan. Konstitusi tidak menentukan apa yang harus mereka lakukan dengan tangan mereka.
"Namun, tidak ada ujian agama yang akan pernah diwajibkan sebagai kualifikasi untuk jabatan atau kepercayaan publik apa pun di bawah Amerika Serikat," dokumen piagam tersebut menyatakan.
Pelantikan Trump juga menarik perhatian dengan tampilan konvergensi uang dan politik yang mencolok. Para 'pangeran' dari Lembah Silikon berbaur dengan para elit Washington. Belasan miliarder hadir dalam upacara tersebut, dengan beberapa komentator di media sosial memperkirakan total kekayaan mereka sekitar $1 triliun -- perkiraan PDB Swiss.
Diantaranya ada CEO Amazon Jeff Bezos, pendiri Meta Mark Zuckerberg, kepala Google Sundar Pichai, bos Apple Tim Cook, dan orang terkaya di dunia -- CEO Tesla Elon Musk -- semuanya duduk di dekatnya saat Trump dilantik.