REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Fahri Hamzah mengajak publik tidak salah dalam membaca langkah efisiensi besar-besaran yang dilakukan Presiden Prabowo Subianto. Fahri menyampaikan hal ini merupakan terobosan Prabowo dalam memacu kinerja pemerintah.
"Ini adalah strategi Pak Prabowo untuk mengajak birokrasi berpikir lebih kritis tentang semua penyelenggaraan negara yang kita laksanakan. Apakah itu kena sesuai sasaran kepada rakyat atau tidak, Jadi beliau mengajak berpikir dulu nih," ujar Fahri usai rapat kerja dengan Komisi V DPR di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (6/2/2025).
Fahri mengaku tidak mempermasalahkan efisiensi anggaran Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman dari pagu awal sebesar Rp 5,2 triliun menjadi Rp 1,6 triliun.
Fahri menilai efektivitas menjadi hal yang lebih penting dalam setiap program agar benar-benar memiliki dampak besar bagi masyarakat.
"Kalau saya, saya sangat happy dengan yang disebut efisiensi ini. Dahsyat sekali ini langkah karena itu membuat birokrasi kita mulai berpikir secara baik tentang sasaran-sasaran yang selama ini kita lakukan. Jangan anggaran banyak tapi tidak sampai kepada rakyat," ucap Fahri.
Fahri meyakini langkah efisiensi tak berarti Prabowo menihilkan peran pembangunan infrastruktur. Fahri menyampaikan pembangunan infrastruktur sudah sangat masif dikerjakan pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) dalam sepuluh tahun terakhir.
"Infrastruktur selama ini sudah dibangun. 10 tahun Pak Jokowi kan ngurus infrastruktur. Jadi saya kira kita akan menindaklanjuti dari infrastruktur yang selama ini dibangun Pak Jokowi," kata Fahri.