REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Menteri Agama Prof Nasaruddin Umar mengatakan pemantauan hilal (rukyatul hilal) di Aceh menjadi penentu awal Ramadhan yang disampaikan saat Sidang Isbat di Kantor Kementerian Agama, Jakarta, Jumat (28/2/2025).
"Kita mendengar laporan dari sejumlah perukyah hilal yang bekerja di bawah sumpah, mulai dari Aceh hingga Papua," ujar Nasaruddin.
Menag menjelaskan sidang menyepakati keputusan tersebut karena beberapa hal. Paparan Tim Hisab Rukyat Kemenag yang menyebutkan pada hari rukyat tanggal 28 Februari 2025, tinggi hilal di seluruh wilayah NKRI antara 3° 05‘ 55“ atau 3,10 derajat s.d. 4° 40‘ 96“ atau 4,68 derajat.
Dengan sudut elongasi antara 4° 47‘ 02“ atau 4,78 derajat s.d. 6° 24‘ 14“ atau 6,40 derajat. Artinya, secara hisab posisi hilal di Indonesia saat sidang isbat awal Ramadhan 1446 H, pada hari rukyat 29 Sya’ban 1446 H/28 Februari 2025 M posisi hilal di wilayah NKRI ada yang telah memenuhi kriteria tinggi hilal minimum 3° dan sudut elongasi minimum 6,4°.
Kriteria ini sesuai dengan kriteria baru yang ditetapkan MABIMS (Menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura) yaitu tinggi hilal 3 derajat dan elongasi 6,4 derajat.
