REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perpustakaan sering kali dianggap hanya sebagai tempat membaca buku dan mencari informasi. Namun, perpustakaan Universitas Nusa Mandiri (UNM) kini telah bertransformasi menjadi ruang diskusi publik yang dapat dimanfaatkan civitas akademika.
Transformasi ini tidak hanya mendorong mahasiswa untuk berpikir kritis, tetapi juga terlibat dalam percakapan yang lebih luas dengan dukungan koleksi buku dan fasilitas diskusi yang lengkap.
Menurut pustakawan UNM, Sausan Elsya Pratiwi Perpustakaan UNM berperan dalam mendukung mahasiswa untuk tidak sekadar menerima informasi, tetapi juga memproses dan mengevaluasinya secara mendalam.Mahasiswa didorong untuk memahami beragam sudut pandang terkait isu-isu terkini dan diskusi akademik.
“Dengan menyediakan berbagai materi referensi dan sumber daya yang mudah diakses, perpustakaan UNM tidak hanya meningkatkan pemahaman mahasiswa terhadap topik-topik penting, tetapi juga mendorong mereka berkontribusi dalam mencari solusi atas berbagai permasalahan,” paparnya dalam rilis yang diterima, Senin (10/3/2025).
Selain itu, katanya, perpustakaan berupaya menciptakan ruang kolaboratif bagi mahasiswa dari berbagai disiplin ilmu. Di ruang ini, mereka dapat bertukar ide, memperkenalkan pandangan baru, dan bekerja sama dalam menghasilkan solusi inovatif.
Kolaborasi ini menjadi kunci dalam menghadapi tantangan masyarakat yang semakin kompleks, yang membutuhkan berbagai perspektif untuk menyelesaikannya.
“Melalui berbagai kegiatan yang diselenggarakan, mahasiswa tidak hanya belajar teori tetapi juga diharapkan mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan berpartisipasi aktif dalam pemecahan masalah di masyarakat. Dengan demikian, perpustakaan UNM tidak hanya menjadi pusat pengetahuan tetapi juga ruang yang membantu mencetak generasi muda yang siap menghadapi tantangan dunia,” tutupnya.