Selasa 06 May 2025 16:46 WIB

Lembaga Bimbel di Yogyakarta Diduga Terlibat Praktik Curang UTBK

Salah satu modusnya ialah penggunaan jasa joki oleh peserta yang difasilitasi bimbel.

Rep: Wulan Intandari/ Red: Fernan Rahadi
Suasana UTBK (ilustrasi)
Foto: ANTARA
Suasana UTBK (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -  Sebuah lembaga bimbingan belajar (bimbel) di Daerah Istimewa Yogyakarta diduga terlibat dalam praktik kecurangan selama pelaksanaan Ujian Tulis Berbasis Komputer Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (UTBK SNBT) 2025. Dugaan ini sebelumnya disampaikan oleh Ketua Tim Penanggung Jawab Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPMB), Prof Eduart Wolok, dalam konferensi pers yang disiarkan pada YouTube resmi SNPMB ID.

Eduart menjelaskan keterlibatan bimbel mulai terindikasi setelah panitia melakukan pendalaman data dari berbagai pusat UTBK di Indonesia. Meskipun tidak menyebutkan nama lembaga secara spesifik, ia menyatakan pola kecurangan yang digunakan cukup kompleks dan mengkhawatirkan.

Salah satu modusnya adalah penggunaan jasa joki oleh peserta yang difasilitasi oleh pihak bimbel. Selain itu, ada indikasi bahwa sejumlah peserta diarahkan mengikuti UTBK lebih awal dengan tujuan mencatat atau merekam soal sebagai bahan latihan bagi peserta lain yang dijadwalkan di sesi-sesi berikutnya.

"Itu kan klaim bimbel selalu 100 persen lulus UTBK. Nah, secara analisis, agak menjadi tanda tanya. Karena Tes Potensi Skolastik itu kan menguji sisi skolastik peserta dan tergantung dari si peserta itu sendiri. Bagaimana (lembaga bimbel) bisa menjamin 100 persen peserta lulus?” ujar Eduart dikutip dari Youtube SNPMB ID, Selasa (6/5/2025).

Terkait hal ini, Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olaharaga (Disdikpora) DIY angkat bicara. Saat dikonfrimasi, Suhirman, mengatakan lembaga bimbel tidak berada dalam naungan pemerintah. Karena murni swasta, sehingga tidak ada pengawasan khusus termasuk soal perizinan, Disdikpora tidak memiliki wewenang dalam mengeluarkan izin Bimbel.

"Kami tidak memiliki wewenang (untuk melakukan pengawasan khusus) pada lembaga bimbel," kata Suhirman.

"Kalau ada temuan (lembaga bimbel di Yogyakarta yang terlibat kecurangan UTBK) baru ditelusuri, (akan tetapi) tidak berkaitan dengan pemerintahan," ucapnya menambahkan.

Ia hanya mengingatkan sekolah maupun para siswa untuk tidak mudah percaya janji manis yang diberikan lembaga bimbingan belajar tersebut apalagi tergiur dengan penawaran-penawaran yang diberikan dengan model berlebihan. "Kami sampaikan ke sekolah-sekolah untuk hati-hati dalam pelaksanaan UTBK, harus percaya diri disiapkan oleh sekolah, orang tua, dan siswa," ucapnya.

Menurut dia, sudah seharusnya para siswa di sekolah disiapkan dengan matang secara akademik dalam menghadapi UTBK bukan justru percaya dengan janji manis dari lembaga bimbel yang seolah memberikan jaminan akan lulus 100 persen. Dalam hal ini, Suhirman juga menegaskan sekolah memiliki tugas memantapkan persiapan anak didiknya agar berusaha memenuhi persyaratan nilai atau passing grade.

Apabila ada atau mendapat tawaran dari lembaga bimbel ia menyarankan agar tidak menanggapi dengan berlebihan untuk mengantisipasi praktik kecurangan yang tentunya merugikan siswa atau calon mahasiswa.

"Makanya saya mengimbau sekolah-sekolah supaya hati-hati dalam penawaran-penawaran terhadap hal yang menggiurkan," ungkapnya.

Sementara itu, Ketua LLDIKTI Wilayah V, Prof Setyabudi Indartono menyampaikan belum ada laporan terkait dugaan praktik kecurangan yang dilakukan oleh lembaga bimbel di Yogyakarta. Meski begitu, pihaknya tetap akan memantau perkembangan indikasi Bimbel di DIY yang melakukan kecurangan tersebut.

"Belum ada (laporan)," kata dia.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement