KINGDOMSRIWIJAYA, Muba – Sukses dengan Program Sekolah Cinta Bumi, Pertamina Hulu Energi (PHE) Jambi Merang, kini kembali meluncurkan program baru bertajuk Sekolah Lestari Berdikari. Perusahaan migas yang bernaung di bawah Pertamina Hulu Rokan (PHR) Zona 1 memulai program tersebut pada dua sekolah dasar negeri (SDN) yang ada Kabupaten Musi Banyuasin (Muba).
“Program PHE Jambi Merang merupakan komitmen Pertamina dalam meningkatkan kesadaran lingkungan di kalangan generasi muda”, kata
Renita Yulia Kuswindriati Officer Media Relation PT Pertamina Hulu Rokan Regional 1 Sumatera Zona 1 dalam keterangan pers, Sabtu (17/5).
Program Sekolah Lestari Berdikari dimulai dengan kegiatan di dua sekolah, yakni SDN Pauh dan SDN Mendis Jaya yang melibatkan lebih dari 500 siswa. Program dilaksanakan melalui, pendekatan edukatif yang interaktif, para siswa diberikan pemahaman tentang konsep zero waste, serta diajak mempraktikkan langsung cara memilah sampah dan mendaur ulang.
Menurut Manager PHE Jambi Merang Field Satrio Mursabdo, program Sekolah Cinta Bumi oleh Pertamina telah berjalan selama lima tahun di SDN 2 Sukajaya, hasilnya telah membawa dampak nyata. Di antaranya penghargaan Sekolah Adiwiyata tingkat provinsi dan prestasi nasional yang diraih Aqila, seorang siswa yang aktif sebagai penggerak lingkungan cilik.

“Kami ingin semakin banyak generasi muda yang sadar dan peduli terhadap lingkungan, bahkan menjadi agen perubahan di komunitas mereka”, katanya.
P7
Sekolah Lestari Berdikari sebagai bagian dari tanggung jawab sosial dan lingkungan (TJSL) dan PHE Jambi Merang mengintegrasikan ke dalam kegiatan P7 yang berlangsung setiap Sabtu sehingga siswa dapat menerima materi secara lebih menyeluruh.
P7 dalam konteks pendidikan Indonesia merupakan singkatan dari “Pembelajaran 7” dan merujuk pada konsep pembelajaran yang akan menggantikan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) dalam Kurikulum Merdeka. P7 bertujuan untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran dan memastikan siswa memperoleh keterampilan yang relevan dengan tantangan zaman.
Di SDN Pauh, siswa mendapat pembelajaran di luar kelas setelah memperoleh sosialisasi tentang zero waste dan pemilahan sampah. Mereka secara langsung mempraktikkan cara memasukkan sampah ke tempat yang sesuai dengan kategorinya—organik atau anorganik.
Dalam kelompok kecil, siswa juga belajar membuat kerajinan dari kertas dan plastik bekas, serta menyusun eco brick yang nantinya akan mengisi kerangka berbentuk nama sekolah yang telah disiapkan oleh PHE Jambi Merang.
Di SDN Mendis Jaya, siswa diberikan wawasan tentang langkah-langkah sederhana dalam menjaga lingkungan, seperti mengurangi penggunaan sedotan plastik, menghindari kemasan sekali pakai untuk bekal dan jajanan, serta memilah sampah plastik dan organik. Untuk mendukung kebiasaan ini, PHE Jambi Merang menyediakan tumbler dan kotak bekal makanan bagi seluruh siswa yang mengikuti program.
Program Sekolah Lestari Berdikari mendapat sambutan baik dari kepala sekolah dan guru, mereka menyampaikan terima kasih pada PHE Jambi Merang dengan pembelajaran lingkungan kepada siswa. “Kami melihat anak-anak sangat antusias dalam menerima pembelajaran berbasis praktik. Kami akan menjaga semangat ini dengan memastikan mereka konsisten dalam memilah sampah dan mendaur ulang”, kata Tupardi Kepala SDN Pauh.
Selain edukasi menurut Renita. PHE Jambi Merang juga memberikan dukungan dalam bentuk fasilitas yang memungkinkan siswa menerapkan wawasan yang telah mereka dapatkan.
“Setiap sekolah menerima tempat sampah terpisah untuk sampah organik dan anorganik, poster edukasi, serta bibit pohon untuk ditanam di lingkungan sekolah. Melalui Sekolah Lestari Berdikari, PHE Jambi Merang berharap dapat membentuk generasi muda yang lebih peduli terhadap lingkungan dan berperan aktif dalam menjaga kelestarian bumi”, katanya. (maspril aries)