Jumat 23 May 2025 08:45 WIB

Eks PM Israel: Netanyahu Lakukan Kejahatan Perang Setiap Hari

Olmert mengecam pernyataan provokatif dari anggota kabinet Netanyahu.

Mantan Perdana Menteri Israel Ehud Olmert.
Foto: Debbie Hill/Pool File Photo via AP
Mantan Perdana Menteri Israel Ehud Olmert.

REPUBLIKA.CO.ID,YERUSSALEM — Mantan Perdana Menteri Israel Ehud Olmert menegaskan bahwa rezim Benjamin Netanyahu terus melakukan kejahatan perang setiap hari di Jalur Gaza dan wilayah pendudukan Tepi Barat.

Pernyataan itu dia sampaikan dalam wawancaranya dengan media penyiaran publik Israel, KAN, pada Rabu (21/5). Olmert mengecam pernyataan provokatif dari sejumlah anggota kabinet pemerintahan Pemimpin Otoritas Benjamin Netanyahu, termasuk Kepala Keuangan Bezalel Smotrich, yang pernah menyerukan pembakaran terhadap desa Palestina, Huwara, di Tepi Barat bagian utara.“Siapa pun yang menyerukan pembakaran desa, itu artinya menyerukan genosida,” ujar Olmert.

Baca Juga

“Bukan hanya di Gaza kejahatan perang terjadi. Di Tepi Barat pun, kejahatan perang dilakukan setiap hari oleh warga Israel, tanpa adanya intervensi dari polisi atau militer – bahkan sering kali mereka menutup mata,” kata dia.

Olmert yang pernah menjabat perdana menteri pada 2006–2009 itu juga mengkritik genosida yang terus berlangsung di Gaza. Dia menyebutnya sebagai “perang politik tanpa arah” yang tidak akan berhasil memulangkan para sandera serta hanya akan memperbesar jumlah korban jiwa di pihak tentara Israel. Menurut data penjajah Israel, masih ada 58 sandera yang ditahan di Gaza, dengan 20 orang di antaranya diyakini masih hidup.

Sekitar 250 orang ditawan oleh Hamas dalam serangan gerakan perlawanan untuk kemerdekaan Palestina ini pada 7 Oktober 2023. Sebagian besar telah dibebaskan melalui gencatan senjata sepekan pada November 2024 dan fase pertama gencatan senjata selama 42 hari yang dimulai Januari 2025, namun kemudian dibatalkan oleh Israel pada Maret 2025.

Di sisi lain, lebih dari 10.100 warga Palestina masih ditahan di penjara-penjara Israel. Para tahanan ini menghadapi penyiksaan, kelaparan, dan pengabaian medis, sebut laporan lembaga HAM Palestina dan Israel.

Olmert juga menyayangkan sikap pemerintah Israel yang tak pernah mengecam retorika ekstrem."Tak ada lagi yang terkejut saat kepala Dewan Regional Samaria menyerukan genosida, atau saat para menteri berteriak: ‘Jangan sisakan satu anak pun hidup di Gaza," kata dia.

Ia menyalahkan pemerintah atas kebijakan militer yang dinilainya telah menyebabkan begitu “banyak korban jiwa dari kalangan sipil yang tak berdosa.”

Pada hari yang sama, Olmert juga mengatakan kepada BBC bahwa ribuan warga Palestina yang tidak berdosa tewas seraya menggambarkan tindakan Israel di Gaza itu sebagai “hampir menyerupai kejahatan perang.”

photo
Tentara Israel mengerjakan tank dan APC di area persiapan dekat perbatasan dengan Jalur Gaza, di Israel selatan, Kamis, 15 Mei 2025. - ( AP Photo/Ariel Schalit)

 

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement