Rabu 09 Jul 2025 15:01 WIB

Waskita Karya Ungkap Progres LRT Velodrome–Manggarai Capai 57,75 Persen, Ini Penampakannya

Proyek ini akan meneruskan rute sebelumnya.

PT Waskita Karya (Persero) Tbk mengungkapkan, realisasi pengerjaan Light Rail Transit (LRT) Jakarta Fase 1B rute Velodrome-Manggarai sudah mencapai 57,75 persen.
Foto: Waskita Karya
PT Waskita Karya (Persero) Tbk mengungkapkan, realisasi pengerjaan Light Rail Transit (LRT) Jakarta Fase 1B rute Velodrome-Manggarai sudah mencapai 57,75 persen.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — PT Waskita Karya (Persero) Tbk mengungkapkan, progres pembangunan Light Rail Transit (LRT) Jakarta Fase 1B rute Velodrome–Manggarai telah mencapai 57,75 persen per awal Juli 2025. Proyek ini akan meneruskan rute sebelumnya, yakni Fase 1A dari Pegangsaan Dua ke Velodrome, yang telah lebih dahulu beroperasi.

Corporate Secretary Waskita Karya, Ermy Puspa Yunita, menyampaikan bahwa LRT Jakarta Fase 1B akan menjadi pelengkap pilihan moda transportasi umum di Ibu Kota. Lintasan sepanjang 6,4 kilometer tersebut akan dilengkapi lima stasiun baru, yaitu Stasiun Pemuda Rawamangun, Pramuka BPKP, Pasar Pramuka, Matraman, dan Manggarai.

Baca Juga

“Kehadiran LRT Jakarta rute Velodrome–Manggarai menyempurnakan integrasi transportasi di Stasiun Manggarai. Tidak hanya memudahkan mobilitas masyarakat, tapi juga memperkuat konektivitas antar moda angkutan umum di Jakarta,” ujar Ermy dalam keterangan tertulis, Rabu (9/7/2025).

Ia menambahkan, proyek ini merupakan upaya Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam mengurai kemacetan lalu lintas yang telah menjadi tantangan klasik di perkotaan. Kemacetan berdampak pada meningkatnya waktu tempuh dan biaya transportasi harian masyarakat.

"Setiap hari jutaan warga Jabodetabek melakukan perjalanan. Bahkan data Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta mencatat, jumlah pengguna transportasi umum di Jakarta terus meningkat, menembus 30 juta pada April 2025. Jumlah tersebut diproyeksikan naik hingga 31 persen pada akhir tahun,” ungkapnya.

Seiring meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap isu lingkungan, Ermy meyakini, penggunaan angkutan umum akan tumbuh semakin masif. Hal ini sekaligus menjadi bagian dari upaya mendukung target pemerintah menuju nol emisi karbon.

Waskita Karya juga terus melakukan inovasi untuk meningkatkan efisiensi dari sisi biaya dan waktu pengerjaan. Inovasi tersebut mengantarkan perusahaan meraih dua penghargaan dari Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI), yakni Uji Coba Kereta Layang dan Konstruksi Struktur Stasiun LRT Tercepat yang diraih pada November tahun lalu.

Salah satu inovasi utama adalah penggunaan teknologi long span (bentang panjang) dengan metode pelaksanaan seperti incremental lifting steelbox girder, lifting sliding PC-girder, serta traveler launcher cast-in situ balance cantilever. Teknologi ini diterapkan untuk mempermudah pengerjaan di area jalan raya padat, jalur tol aktif, simpang besar, hingga lintasan rel kereta api.

Sementara itu, penerapan Building Information Modeling (BIM) hingga level 7D dilakukan untuk meningkatkan efektivitas pemantauan dan pengendalian proyek, serta memudahkan perawatan saat operasional berlangsung.

Diketahui, proyek LRT Jakarta Fase 1B dimiliki oleh PT Jakarta Propertindo (Jakpro) dan dikerjakan oleh konsorsium KSO Waskita–Nindya–LRS sebagai kontraktor utama. Total anggaran pembangunan sebesar Rp 4,1 triliun bersumber dari Penyertaan Modal Daerah (PMD) melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) DKI Jakarta.

photo
PT Waskita Karya (Persero) Tbk mengungkapkan, realisasi pengerjaan Light Rail Transit (LRT) Jakarta Fase 1B rute Velodrome-Manggarai sudah mencapai 57,75 persen. - (Waskita Karya)

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement