REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Meskipun banyak dari kita pernah mendengar, atau bahkan menjadi korban kejahatan dunia maya seperti pencurian data dan identitas, tampaknya sedikit yang tahu seberapa besar nilai informasi yang dicuri tersebut. Meskipun nilainya tak besar, data yang dicuri dapat digunakan untuk kejahatan lain.
Sebuah studi baru dari Kaspersky Lab menunjukkan bagaimana pencurian data yang dilakukan. Cara yang paling umum untuk mencuri data semacam ini adalah melalui kampanye phising spear atau dengan mengeksploitasi kerentanan keamanan dalam perangkat lunak aplikasi. Setelah serangan berlangsung sukses, pelaku akan mendapatkan kumpulan data berisi kombinasi email dan kata sandi untuk layanan yang diretas.
Dengan banyaknya orang memasang kata sandi yang sama untuk beberapa akun, pelaku juga sangat mungkin menggunakan informasi tersebut dalam upaya mengakses akun di platform lainnya.
Menariknya adalah, bahkan beberapa pelaku penjual data memberikan garansi seumur hidup kepada pembelinya. Jika satu akun berhenti berfungsi, pembeli akan menerima akun baru secara gratis.
“Sangat jelas bahwa peretasan data adalah ancaman besar bagi kita semua. Ini berlaku baik untuk individu dan masyarakat, karena data yang dicuri ini dapat mendanai banyak kejahatan sosial," kata David Jacoby, Peneliti Keamanan Senior di Kaspersky Lab dalam rilisnya akhir pekan ini.
Untungnya ada langkah-langkah yang dapat diambil untuk mencegahnya, termasuk dengan menggunakan perangkat lunak keamanan siber. "Apalagi mengingat banyaknya data yang dibagikan secara gratis khususnya pada profil media sosial yang tersedia secara publik atau untuk organisasi," imbuhnya.
Untuk menghindari risiko pencurian data, ada beberapa langkah keamanan mudah yang seharusnya tidak lepas dari kehidupan digital para pengguna Internet di manapun. Agar tetap aman dari phishing, sebelum mengklik apa pun selalu periksa apakah alamat tautan dan email pengirim adalah asli.
Solusi keamanan yang kuat juga akan memperingatkan jika Anda mencoba mengunjungi halaman web phishing. Untuk menghindari satu kebocoran data yang membahayakan semua identitas digital, maka jangan pernah menggunakan kata sandi yang sama untuk beberapa situs web atau layanan. Untuk membuat kata sandi yang kuat dan anti retas gunakan aplikasi pengelola kata sandi tertentu, seperti Kaspersky Password Manager.
Baca juga, Identitas Digital Dijual Seharga Ratusan Ribu di Dark Web