Kamis 11 Jan 2018 01:00 WIB

Aman, Antibodi Manusia Dibuat di Sapi Bisa untuk MERS

Antibodi manusia dibuat di sapi hasil rekayasa genetika (Ilustrasi)
Foto: ABC
Antibodi manusia dibuat di sapi hasil rekayasa genetika (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,  LONDON -- Antibodi manusia dibuat di sapi hasil rekayasa genetika terbukti aman dalam percobaan klinis tahap awal. "Bahkan, antibodi ini dapat dikembangkan untuk pengobatan MERS," kata ilmuwan Amerika Serikat, Rabu (10/1).

MERS, Sindroma Pernapasan Timur Tengah, adalah infeksi virus SARS, yang pertama kali dikenali di Arab Saudi pada 2012 dan menyebabkan wabah mematikan di wilayah tersebut, serta kasus sporadis di seluruh dunia.

Meskipun terjadi lebih dari lima tahun gelombang infeksi, tidak ada pengobatan atau vaksin efektif untuk melawan MERS, yang memiliki angka kematian 35 persen dan sejauh ini membunuh setidak-tidaknya 740 orang di seluruh dunia.

"Lebih dari 80 persen penyakit MERS dilaporkan di Arab Saudi," kata Badan Kesehatan Dunia.

Dalam penelitian disiarkan di jurnal "Lancet Infectious Diseases" pada Rabu (10/1), para ilmuwan menemukan bahwa antibodi manusia yang disebut SAB-301 yang dihasilkan melalui ternak transkromosomik, yaitu hewan yang dimasukan DNA manusia ke dalam genom mereka, dinyatakan aman bagi sukarelawan yang sehat.

Penelitian tersebut juga menemukan antibodi bertahan lebih lama daripada virus MERS yang biasanya tertinggal di tubuh dengan antibodi masih terdeteksi dalam aliran darah setelah 90 hari. Itu menunjukkan jalan ke depan untuk antibodi yang menawarkan kekebalan terhadap infeksi, untuk dicoba dalam pengujian lebih lanjut pada orang yang terinfeksi MERS, kata periset.

"Ini adalah studi pertama yang menunjukkan efek keamanan dan kekebalan dari pengobatan potensial untuk MERS," kata John Beigel dari Leidos Biomedical Research, yang turut memimpin studi yang didanai pemerintah AS.

"Data dari penelitian kami menunjukkan bahwa SAB-301 aman, dan penelitian lebih lanjut mengenai perawatan ini diperlukan," katanya menambahkan.

Gagasan menggunakan antibodi manusia telah berkembang dalam beberapa tahun terakhir dalam berbagai penyakit parah dan baru, termasuk flu, Sindrom Pernapasan Akut (SARS), MERS dan Ebola. Plasma darah yang dipanen dari orang-orang denga sistem kekebalan yang telah berhasil melawan penyakit ini, mengandung antibodi yang tepat dan dapat diberikan kepada pasien lain untuk membantu sistem kekebalan mereka melawan virus.

Tapi, memanen plasma manusia tidak selalu mudah atau cepat saat penyakit baru muncul. Jadi, para ilmuwan beralih ke gagasan tentang ternak transkromosom sebagai cara memproduksi antibodi spesifik dalam jumlah yang lebih besar.

Ternak transkromosom memiliki DNA manusia yang mengodekan antibodi manusia yang dimasukkan ke dalam genom mereka. Untuk membuat SAB-301, mereka disuntik dengan sebagian virus MERS, merangsang sistem kekebalan tubuh mereka untuk menghasilkan antibodi terhadapnya. Antibodi tersebut kemudian diekstraksi dari darah sapi dan dimurnikan.

"Proses pembuatan perawatan antibodi dengan cara memanen antibodi dari donor manusia lambat dan seringkali berskala kecil. Namun, antibodi yang diproduksi ternak bisa dibuat segera setelah tiga bulan," demikian Beigel

sumber : Antara/Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement