Senin 26 Feb 2018 13:22 WIB

Pakaian Ini Pantau Kebahagiaan dan Stres Astronot

Smart Sensory Skin (S3) akan membaca tekanan darah, denyut nadi, dan sudut sendi.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Winda Destiana Putri
Astronot
Foto: Sciencealert
Astronot

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON DC -- Ilmuwan sedang mengembangkan teknologi dalam pakaian setelan memantau tingkat kebahagiaan dan stres astronot. Setelan tersebut memiliki jaringan sensor nirkabel yang mendeteksi perubahan kecil dalam keadaan fisik pemakainya serta menyesuaikan lingkungan

Penyesuaian kecil terhadap suhu, cahaya dan tingkat oksigen dapat dilakukan untuk memperbaiki kesehatan mental mereka. Periset di Universitas Politeknik Florida telah mengembangkan teknologi ini.

Teknologi yang dikenal dengan Smart Sensory Skin (S3) akan membaca tekanan darah, denyut nadi, dan sudut sendi serta melakukan penyesuaian otomatis terhadap lingkungan. Teknologi serupa saat ini telah ada, tapi cenderung tidak praktis dan tidak nyaman.

S3 akan menjadi teknologi aktif yang akan tergabung dalam pakaian setelan itu dan memberikan arus informasi konstan. Perubahan lingkungan berdasarkan informasi ini akan memungkinkan dokter di Bumi memantau sistem tubuh para astronot mengenakan jas tersebut.

Sebab, luar angkasa adalah lingkungan yang sangat menuntut dan membawa perubahan yang signifikan terhadap tubuh. Astronot harus berjuang dengan gravitasi nol, klaustrofobia, kurang tidur, dan kurang berolahraga.

"Sangat penting bagi astronot untuk menjadi sehat secara mental selama misi dan sekarang tidak ada solusi real-time aktif untuk membantu mereka saat merasa stres atau cemas," kata Profesor Arman Sargolzaei di Universitas Politeknik Florida yang sedang mengerjakan proyek ini, seperti yang dikutip dari Daily Mail, Senin (26/2).

Metode pemantauan kesehatan astronot mungkin menarik bagi organisasi SpaceX dan Virgin Galactic yang berharap dapat mengirim wisatawan keluar angkasa. Dengan tiket seharga jutaan poundsterling, kesejahteraan para pelancong akan menjadi prioritas utama bagi perusahaan.

"Proyek ini dimulai sebagai sebuah tugas ketika saya masih mahasiswa baru dan saya tidak pernah menduga akan berkembang seperti apa. Saya senang melihat apa yang bisa kami capai saat riset kami berlanjut," ujar mahasiswa Universitas Politeknik Florida yang terlibat dalam proyek tersebut.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement