REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Juru bicara Badan Antariksa dan Penerbangan Amerika Serikat (NASA), Megan Powers mengatakan, pada awal tahun depan Presiden AS Donald Trump ingin mengirim robot penjelajah ke Bulan. Selain itu, dalam waktu 10 tahun ke depan pemerintah AS juga berambisi kembali mendaratkan manusia di satelit alami planet Bumi tersebut.
Menurut Powers seperti dikutip Bloomberg Senin (18/6), rencana besar dalam satu dekade ke depan tersebut akan kembali menghidupkan semangat prestasi sebagai negara pertama yang pernah mengirimkan manusia ke Bulan. Mengingat, terakhir kali negeri Paman Sam mengirim astronotnya ke Bulan yakni 55 tahun yang lalu.
Sementara itu, Trump berencana untuk menandatangani dokumen proposal program tersebut pada Senin (18/6) waktu setempat. Rencana pendaratan di Bulan nantinya juga akan dilakukan melalui kerja sama dengan perusahaan swasta.
Sebelumnya, AS berhasil mendaratkan astronotnya di Bulan melalui program Apollo era 1960-an. Program tersebut didorong oleh tantangan terkenal mantan presiden John F Kennedy yang termotivasi persaingan Perang Dingin dengan Uni Soviet. Selain itu, program tersebut juga mendapatkan sokongan dana dari Kongres AS.
Negara adidaya tersebut pun akhirnya berhasil membawa astronotnya mendarat di Bulan pada tahun 1969 dengan roket Apollo 11 yang disaksikan oleh seluruh dunia.
Tidak hanya Bulan, saat ini NASA juga memiliki ambisi untuk mengirim astronotnya ke Planet Mars. Namun berbeda dengan masa lalu yang dipenuhi oleh ambisi politik persaingan Perang Dingin.
Prioritas NASA cenderung berubah tergantung pada rezim pemerintahan yang sedang berkuasa. Pada masa pemerintahan presiden George W Bush, NASA diarahkan untuk kembali ke Bulan, sementara Presiden Barack Obama menetapkan Mars sebagai prioritas jangka panjang.
Sedangkan Pemerintahan Trump nemiliki ambisi untuk menaklukkan keduanya. Pendaratan di Bulan akan dijadikan gerbang untuk membuka pos menuju pendaratan selanjutnya di Mars.
Pada tahun 2004, Bush mengusulkan untuk mengirim robot penjelajah ke permukaan bulan pada tahun 2008. Kemudian disusul dengan misi pendaratan manusia paling lambat pada 2015.
"Dengan tujuan hidup dan bekerja di sana untuk waktu yang semakin lama," ujar mantan presiden yang menjabat 2 periode tersebut pada masa itu.
NASA memperkirakan, program Bush yang akhirnya dibatalkan oleh Obama tersebut, akan menelan biaya 104 miliar dolar AS. Sedangkan untuk program luar angkasa yang dicanangkan oleh Trump, sampai saat ini belum ada estimasi biaya yang diumumkan.
Sejauh ini NASA merencanakan, misi gerbang lunar berawak pertama pemerintah Trump terwujud pada tahun 2023. Sedangkan misi selanjutnya mengirim manusia ke Mars direncanakan terwujud pada tahun 2030-an.