REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA - Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta mengembangkan umbi-umbian lokal sebagai alternatif sumber prebiotik yang berguna untuk meningkatkan kesehatan.
"Hasil penelitian menunjukkan umbi-umbian lokal banyak mengandung komponen prebiotik yang bermanfaat bagi kesehatan saluran cerna," kata Kepala Pusat Studi Pangan dan Gizi Universitas Gadjah Mada (UGM) Eni Harmayani di Yogyakarta, Rabu (18/4).
Menurut dia, prebiotik merupakan komposisi pangan yang tidak tercerna oleh usus halus manusia, tetapi dapat dimanfaatkan secara efektif oleh mikroba dalam kolon untuk meningkatkan kesehatan.
"Umbi-umbian lokal tersebut di antaranya umbi garut, ubi jalar, gembili, dan bengkuang yang mengandung inulin, Frukto Oligo Sakarida (FOS), serat larut dan tak larut, dan pati tak tercerna yang berpotensi digunakan sebagai komponen prebiotik.
Ia mengatakan berdasarkan hasil uji coba pada hewan menunjukkan pemberian tepung garut, ubi jalar, dan bengkuang dapat meningkatkan kesehatan kolon yang ditandai dengan peningkatan bakteri baik (lactobacilli), penurunan bakteri patogen (e-coli), penurunan PH, dan peningkatan asam lemak rantai pendek butirat, dan peningkatan sifat fisik digesta.
Pengujian pada manusia, kata dia, menunjukkan pemberian 'cookies' garut pada balita dapat meningkatkan keseimbangan mikroba kolon, sifat fisik, kimia, dan mikrobiologis feses balita.
"Komponen prebiotik 'cookies' garut terbukti lebih tinggi daripada 'cookies' terigu. Hal itu menunjukkan bahan umbi-umbian lokal dapat dimanfaatkan untuk penganekaragaman pangan sumber karbohidrat nonberas dan nonterigu serta mengurangi ketergantungan pada beras dan terigu," tuturnya.
Menurut dosen Fakultas Teknologi Pertanian UGM itu, umbi-umbian lokal dapat dibuat set menu lengkap seperti nasi uleng, nasi wungu, nasi ubi atau makanan jajanan tradisional.
"Untuk meningkatkan masa simpan, umbi-umbian dapat dibuat tepung yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai produk pangan snack internasional sesuai dengan selera konsumen masa kini seperti muffin, pancake, lasagna, roll, cake, chiffon, dan aneka olahan tepung lainnya," katanya.
Ia mengatakan pengembangan produk pangan tersebut juga untuk mengurangi ketergantungan impor untuk mendapatkan sumber prebiotik. "Prebiotik yang banyak digunakan dalam industri pangan adalah inulin dan FOS. Bahan tersebut diperoleh dari umbi 'chocory' yang merupakan produk impor," kata Eni.