REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Tahun 2011 Telkomsel menurunkan belanja modal sekitar 2,5 juta dolar AS atau sekitar 20 persen dibandingkan tahun 2010. Sekalipun terjadi penurunan belanja modal, Telkomsel optimistis akan mampu membukukan pertumbuhan sekitar 10 persen.
Pada tahun 2010, alokasi belanja modal Telkomsel mencapai 1,3 juta dolar AS. Tahun ini sekitar 1,05 juta dolar AS. ''Belanja modal tahun 2010 tidak seluruhnya terserap,'' kata Direktur Utama Telkomsel, Sarwoto Atmosutarno di Jakarta, Jumat sore.
Penurunan belanja modal juga terjadi pada tahun 2010, dari sebelumnya 1,5 juta dolar AS menjadi 1,3 juta dolar AS tahun 2010. Sekalipun terjadi penurunan belanja modal, Telkomsel tetap membukukan pertumbuhan positif.
Memang, tahun 2010 Telkomsel mentargetkan jumlah pelanggan sebanyak 100 juta. Tampaknya, sasaran itu tidak tercapai. Hingga akhir tahun 2010 pelanggan Telkomsel tercatat 95 juta.
Industri telekomunikasi di Indonesia yang tengah memasuki masa saturasi dinilai menjadi pemicu kegagalan Telkomsel mencapai target 100 juta. Namun demikian, pada akhir tahun 2011 Telkomsel mematok target 115 juta pelanggan.
Guna mencapai sasaran itu, kata Sarwoto, akan dilakukan pembenahan yang menyeluruh, baik aspek branding, distribusi maupun sales. Pihaknya juga akan melakukan pembenahan dalam aspek packaging termasuk customer services.
Melanjutkan program pengembangan new business, utamanya broadband, sebagian besar belanja modal tahun ini memang dialokasikan untuk broadband. Sekitar 60 persen alokasi akan digunakan untuk pengembangan layanan broadband. Tahun ini Telkomsel berencana menambah broadband city, dari 25 pada tahun 2010 menjadi 40 di tahun 2011.
Sekalipun fokus ke layanan broadband, Telkomsel tetap akan memperluas layanan 2G. ''Tahun ini akan ditambah 4.000 BTS 2G,'' kata Sarwoto. Telkomsel, kata Sarwoto, tetap akan melakukan program bundling ponsel murah untuk memenuhi kebutuhan pelanggan layanan nonbroadband.