Kamis 30 Mar 2017 17:46 WIB

Cara Mudah Pemasaran Lewat Digital

Rep: Nora Azizah/ Red: Winda Destiana Putri
 Pakar marketing Kafi Kurnia memberikan paparan pada acara Rembuk Republik di Serpong, Tangerang Selatan, Banten, Kamis (30/3).
Foto: Republika/Prayogi
Pakar marketing Kafi Kurnia memberikan paparan pada acara Rembuk Republik di Serpong, Tangerang Selatan, Banten, Kamis (30/3).

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Tahun 80-an Pakar Marketing Digital Kafi Kurnia memulai karirnya sebagai pengusaha dalam industri digital.

"Waktu itu saya beli komputer masih tipe 386," ujar Kafi dalam acara Rembuk Republika 'Siapkah Indonesia Dalam Menghadapi Era Digital?' Di Auditorium Green Office Park (GOP) 9 Sinar Mas Land BSD City, Tangerang Selatan, Kamis (30/3). Komputer tipe tersebut memiliki kemampuan mengirim satu gambar dalam waktu empat jam.

Pengalaman membuat Kafi memiliki banyak ilmu di dunia digital. Ia sudah 'kenyang' ditipu oleh para pelaku kejahatan siber. Bahkan yang menipunya mayoritas masih berusia remaja. Kemudian pada 2014 lalu ia menulis buku Popaganda Alien yang menceritakan berbagai penipuan melalui internet. Namun dari kesalahan tersebut Kafi justru banyak belajar mengenai dunia inernet. Ia melihat potensi digital ekonomi di Indonesia sangat besar apabila memiliki strategi marketing jitu.

Rumus pemasaran Kafi mengenai digital marketing melalui internet cukup mudah. Pertama, pengusaha harus melakukan pemasaran dengan perkenalan produk 'bocor alus'. Istilah tersebut digunakan untuk pemahaman bahwa memasarkan produk tidak bisa secara langsung, tapi harus perlahan. Sebagai contoh mudah, industri makanan sangat cocok menerapkan bocor alus. Hal pertama yang harus diperhatikan pemilik, makanan harus memiliki tampilan memukau.

Saat ini era jepret sebelum makan. Kemudian dengan mudah konsumen akan memasarkannya melalui akun media sosial. Rasa makanan yang biasa saja seolah tertutupi bila penampilan makanan menarik untuk difoto. Salah satu bukti nyata bisa melihat kafe es krim Gusto di Bali. Dari segi rasa mungkin es krim Gusto biasa saja. Namun untuk tampilan seperti tak ada lawan. Tidak heran bila ada istilah 'belum bertandang ke Bali bila tidak mencoba Gusto'.

Kemudian yang harus diperhatikan adalah koneksi. Pengusaha harus memperhatikan koneksi brand dengan pemasaran. Misalnya, dua kata Setan dan Gila paling populer dalam membuat branding kuliner. Setan biasanya identik dengan level pedas, sementara gila membuat makanan menjadi tak biasa karena paduan rasa dan tampilan yang unik. Hal lainnya pengusaha perlu memerhatikan interface, terutama dalam urusan aplikasi atau website. Pengusaha harus sejak awal menentukan, apakah akan dibuat 100 persen penjualan online atau tidak.

Yang terakhir, jangan melupakan engagement. "Komunitas menjadi partner paling jitu dalam memasarkan produk," jelas Kafi. Peran komunitas sangat besar untuk melakukan review atau rekomendasi tempat. Itu sebabnya pengusaha tidak bisa meremehkan keberadaan mereka. Kemudian hal terakhir yang perlu diketahui, ekonomi digital tidak bisa berjalan tanpa crowd economy. Ada lima unsur dari crowd economy, yakni People, Purpose, Participation, Platform, dan Productivity. Kelima unsur tersebut yang harus dipersiapkan untuk menghadapi era digital dalam 10 tahun mendatang.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement