Selasa 13 Oct 2015 13:31 WIB

BATAN Fasilitasi Program Pelatihan Nuklir

Red: Didi Purwadi
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir/PLTN (ilustrasi)
Foto: EPA/Laurent Dubrule
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir/PLTN (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Perutusan Tetap Republik Indonesia di Wina (PTRI Wina), akhir Oktober lalu, meluncurkan Regional Capacity Building Initiative (RCBI) untuk mendukung pengembangan kapasitas iptek nuklir negara-negara di kawasan Asia Pasifik.

Melalui skema RCBI, Indonesia memberikan kesempatan bagi negara-negara berkembang di kawasan Asia Pasifik untuk belajar langsung dari pakar-pakar nuklir Indonesia.

Wakil Kepala Perwakilan RI di Wina, Febrian A. Ruddyard, mengatakan program pelatihan akan didesain secara terstruktur dan sistematis dengan tetap memperhatikan kebutuhan spesifik masing-masing negara peserta. Pelatihan akan diselenggarakan secara bertingkat, mulai dari tingkat dasar, menengah, hingga advance.

Dalam pelatihan ini, peserta akan diberikan sertifikat kompetensi yang terakreditasi. BATAN akan menyediakan fasilitas riset dan pelatihan di pusat-pusat riset milik badan tersebut.

Tingkat penguasaan teknologi nuklir Indonesia saat ini memperoleh pengakuan dari kalangan internasional, khususnya IAEA sebagai organisasi internasional di bidang nuklir.

Sejak 2012, Indonesia berkontribusi dalam program kerja sama teknik IAEA di bawah skema Peaceful Uses Initiative melalui pemberian pelatihan SDM dan riset bagi negara di kawasan Asia dan Afrika.

Pada tahun 2014, Indonesia meraih penghargaan Outstanding Achievement Award dari IAEA dan ILO untuk keberhasilan dalam mengaplikasikan teknologi nuklir di bidang pemuliaan tanaman (mutation breeding).

''Dengan adanya platform RCBI, bantuan teknis Indonesia tidak hanya mampu menjangkau negara-negara di kawasan Asia dan Afrika, tetapi juga negara-negara Pasifik yang baru bergabung dengan IAEA,'' katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement