Senin 11 Feb 2019 05:39 WIB

Suplemen Zat Besi Turunkan Risiko Kematian Blue Baby

Bayi Biru merupakan istilah untuk pasien dengan kondisi kelainan jantung.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Indira Rezkisari
Ilustrasi kelainan jantung
Foto: Foto : MgRol112
Ilustrasi kelainan jantung

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Suplemen zat besi bisa membantu menurunkan risiko kematian pada bayi biru atau istilah blue baby dan orang dewasa dengan penyakit kelainan jantung. Penyakit ini menyebabkan rendahnya tingkat oksigen di darah, kulit, jari, dan bibir.

Hal tersebut ditemukan dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh departemen kardiologi PGI. Profesor Yash Paul Sharma menyebutkan penelitian bisa mengubah persepsi yang berkembang di antara para praktisi.

Baca Juga

"Selama ini pasien bayi biru atau yang mengalami kelainan jantung dianggap kelebihan zat besi. Penelitian kami membuktikan bahwa memberikan pasien zat besi bisa meningkatkan tingkat oksigen di dalam darah," ujar Sharma dikutip Indian Express.

Pada pasien kelainan jantung, mereka tidak bisa berjalan jarak jauh dan sangat sering bernapas pendek. Mereka biasanya akan sering mengeluh kelelahan meski hanya berjalan selama dua menit. Pasien juga lebih mudah terserang strok.

Namun berdasarkan penelitian ini, ditemukan bahwa pasien bisa berjalan lebih dari enam menit setelah mengonsumsi suplemen zat besi. Penelitian dilakukan dengan mengamati 28 pasien yang diminta melakukan tes jalan selama enam menit.

Di antara 28 pasien 15 di antaranya pria dan 13 lainnya perempuan. Kekurangan zat besi ditemukan pada 21,4 persen pasien yang diberi zat besi dengan cara invus intravena. Sisanya diberi zat besi dalam bentuk suplemen.

Pasien yang diberi suplemen zat besi menunjukkan peningkatan hemoglobin, hematrosit, Sp02, serum ferritin. Mereka juga mampu berjalan enam menit selama uji coba dalam waktu tiga bulan.

Pada pasien yang diberikan zat besi invus intravena, tidak ditemukan adanya alergi. Baik oral maupun invus, keduanya bisa digunakan untuk menaikkan kadar zat besi pada pasien kelainan jantung.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement