Selasa 19 Mar 2019 06:39 WIB

Aspirin tak Direkomendasikan Cegah Serangan Jantung Lansia

Dokter perlu sangat selektif dalam meresepkan aspirin

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Christiyaningsih
Aspirin
Foto: EPA
Aspirin

REPUBLIKA.CO.ID, NORTH CAROLINA -- Konsumsi aspirin dalam dosis rendah setiap hari untuk mencegah serangan jantung pada kelompok dewasa tua berisiko tak lagi direkomendasikan. Hal ini diungkapkan oleh American College of Cardiology dan American Heart Association.

Salah satu alasannya, saat ini dunia kedokteran sudah memiliki kemampuan yang lebih baik untuk mengelola faktor risiko serangan jantung. Beberapa di antaranya adalah hipertensi, diabetes, dan kadar kolesterol tinggi.

Baca Juga

"Ini membawa perbedaan yang sangat besar, mungkin jauh melebihi manfaat apapun yang diberikan aspirin sebagai pencegahan primer," terang dokter spesialis jantung dari North Carolina, Kevin Campbell, seperti dilansir CNN.

Meski begitu, dokter boleh mempertimbangkan pemberian aspirin pada pasien lansia berisiko tinggi yang kesulitan menurunkan kolesterol ataupun mengelola kadar gula darah mereka. Aspirin boleh diberikan selama pasien yang bersangkutan tak memiliki peningkatan risiko terhadap pendarahan internal.

"Dokter perlu sangat selektif dalam meresepkan aspirin pada orang-orang yang belum diketahui riwayat penyakit kardiovaskularnya," jelas dokter spesialis jantung dari John Hopkins, Roger Blumenthal.

Alih-alih meresepkan aspirin, Blumenthal menilai optimasi kebiasaan gaya hidup dan mengontrol faktor risiko jauh lebih penting untuk mencegah serangan jantung. "Ini jauh lebih penting," ujar Blumenthal.

Penggunaan aspirin pada kelompok yang lebih muda juga masuk ke dalam rekomendasi kelas 2b. Artinya, penggunaan aspirin bukan metode terbaik untuk mencegah serangan jantung. Senada dengan Blumenthal, Campbell juga lebih mengutamakan modifikasi gaya hidup sehat untuk para pasien yang tak diketahui riwayat kardiovaskularnya.

"Masih ada banyak debat di antara para ahli dan data ini tidak definitif," jawab Campbell.

Terlepas dari itu, penggunaan aspirin bukan sama sekali tidak bermanfaat. Sebaliknya, penggunaan aspirin bisa menjadi terapi yang menyelamatkan jiwa bagi pasien dengan riwayat strok, serangan jantung, penggunaan stent, maupun dengan riwayat bedah jantung terbuka.

"Yang terpenting, kita harus menyesuaikan terapi untuk tiap pasien, berdasarkan situasi individual yang mereka miliki," terang Campbell.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement