Kamis 12 Dec 2019 23:53 WIB

Di Antara Penghuni Surga Orang Saleh, Apa Kuncinya Saleh?

Kunci menjadi saleh antara lain menebar salam.

Red: Nashih Nashrullah
Umat membaca Alquran sebagai bentuk kesalehan individu.
Foto: M Agung Rajasa/Antara
Umat membaca Alquran sebagai bentuk kesalehan individu.

REPUBLIKA.CO.ID, KH Mu'ammal Hamidy      

Surga adalah sebuah tempat di akhirat yang penuh dengan keindahan dan kedamaian. Tiada bandingan dengan kehidupan duniawi yang kini telah tersedia. Allah SWT dalam sebuah hadis qudsi menegaskan: Telah Aku siapkan untuk hamba-hamba-Ku yang saleh, sesuatu yang (keindahannya) belum pernah dilihat mata, belum pernah didengar telinga, dan belum pernah tergerak pikiran/khayalan hati manusia. (HR Muslim). 

Baca Juga

Jalan ke surga itu ada dua macam. Ada yang mulus tanpa melalui pemeriksaan (bighairi hisab) dan ada pula yang harus melalui pemeriksaan. Bahkan, mampir ke neraka dulu, meski harus tetap dalam koridor mukmin dan beramal saleh. Tanpa dua bingkai ini, sulit dapat lolos ke surga sebagaimana disyaratkan dalam hadis qudsi tersebut bahwa surga hanya diperuntukkan bagi hamba-hamba-Nya yang saleh.

Di hadis lain, Rasulullah saw juga menjelaskan kriteria atau syarat dari hamba yang saleh, penghuni surga dengan jalan mulus. Hadis riwayat Muslim itu mensyaratkan tiga hal.

Pertama, ifsya'us salam (menyebarluaskan salam). Selain bermakna sering mengucapkannya, juga bermakna pada sikap dan perbuatan yang membawa kepada kedamaian, kerahmatan, dan keberkahan. Kedua, Ith'amuth tha'am (memberi makan orang yang memerlukan), yaitu fuqara wal masakin, baik makanan itu berasal dari dirinya sendiri atau sekadar menyalurkan makanan dari orang lain. 

Ketiga, shalatul lail wannaasu niyamun (shalat malam di saat orang lain sedang tidur). Shalat itu adalah shalat tahajud yang mengantarkan untuk berkomunikasi langsung kepada Allah dan mendoakan bagi keselamatan diri sendiri, keluarga, dan masyarakat luas di dunia dan akhirat kelak. Di tengah malam itulah ada waktu mustajabatut do'a (terkabulnya doa), karena di saat itu Allah sendiri yang menyaksikan hamba-hamba-Nya ber-munajat.

Ketiga hal tersebut selayaknya dilakukan secara kontinu, bukan temporer karena terhalang keperluan duniawi. Sebab, amalan yang sangat dicintai Allah adalah karena keajegannya (dawamuha).

Hal seperti itulah yang dicontohkan Rasulullah saw sebagaimana seringkali beliau bersabda bahwa Allah mencintai amalan yang kontinu meski sedikit. Allah kurang menyukai hamba-Nya yang beramal tak menentu kendati ketika beramal saleh dalam jumlah yang banyak. 

Insya Allah dengan melaksanakan tiga hal tersebut kita akan dapat menapaki jalannya orang-orang saleh, mereka yang akan menempuh perjalanan ke surga dengan mulus. Selama masa penantian di alam dunia ini, mereka yang tergolong orang-orang saleh adalah manusia yang dibutuhkan untuk membawa kepada keamanan, keberkahan, dan kedamaian.

Hiruk pikuk bangsa yang terancam dengan berbagai kekacauan dan disintegrasi ini sedikit banyak akan teratasi lewat kehadiran orang-orang saleh di negeri ini. Semoga kita termasuk dalam golongan orang yang saleh dan membawa kedamaian bagi bangsa ini.

 

 

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَكَذٰلِكَ بَعَثْنٰهُمْ لِيَتَسَاۤءَلُوْا بَيْنَهُمْۗ قَالَ قَاۤىِٕلٌ مِّنْهُمْ كَمْ لَبِثْتُمْۗ قَالُوْا لَبِثْنَا يَوْمًا اَوْ بَعْضَ يَوْمٍۗ قَالُوْا رَبُّكُمْ اَعْلَمُ بِمَا لَبِثْتُمْۗ فَابْعَثُوْٓا اَحَدَكُمْ بِوَرِقِكُمْ هٰذِهٖٓ اِلَى الْمَدِيْنَةِ فَلْيَنْظُرْ اَيُّهَآ اَزْكٰى طَعَامًا فَلْيَأْتِكُمْ بِرِزْقٍ مِّنْهُ وَلْيَتَلَطَّفْ وَلَا يُشْعِرَنَّ بِكُمْ اَحَدًا
Dan demikianlah Kami bangunkan mereka, agar di antara mereka saling bertanya. Salah seorang di antara mereka berkata, “Sudah berapa lama kamu berada (di sini)?” Mereka menjawab, “Kita berada (di sini) sehari atau setengah hari.” Berkata (yang lain lagi), “Tuhanmu lebih mengetahui berapa lama kamu berada (di sini). Maka suruhlah salah seorang di antara kamu pergi ke kota dengan membawa uang perakmu ini, dan hendaklah dia lihat manakah makanan yang lebih baik, dan bawalah sebagian makanan itu untukmu, dan hendaklah dia berlaku lemah lembut dan jangan sekali-kali menceritakan halmu kepada siapa pun.

(QS. Al-Kahf ayat 19)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement