Rabu 18 Dec 2019 16:08 WIB

Jerman Kesulitan Mencari Calon Walikota Di Kawasan Pedesaan

Jadi walikota di Jerman berarti banyak pekerjaan, stress, sering mengalami intimidasi dan relatif sedikit imbalan finansial. Tidak heran, makin jarang warga Jerman yang mau jadi walikota, apalagi di pedesaan.

Rep: deutsche welle/ Red: deutsche welle
picture-alliance/imagebroker/H. Meyer zur Capellen
picture-alliance/imagebroker/H. Meyer zur Capellen

Pertengahan 2019 Juergen Bohl jadi walikota di Gerhardsbrunn, sebuah desa kecil dengan 170 orang penduduk. Bohl tidak digaji untuk posisi itu, dia sehari-hari bekerja sebagai petani.

Tapi tidak ada orang lain di desa itu yang mau menjabat jadi walikota, dan sudah tiga tahun Gerhrdsbrunn tidak punya walikota. "Sama sekali tidak ada yang mau," kata Jurgen Bohl. Akhirnya, dia menyatakan bersedia.

Baca Juga

Situasi seperti ini dihadapi banyak desa dan kota di Jerman, di banyak tempat posisi walikota tidak terisi. Di negara bagian Bayern di selatan Jerman misalnya, Maret 2020 akan dilaksanakan pemilihan kepala daerah. Lebih setengah dari sekitar 1000 walikota di negara bagian ini mengatakan, mereka tidak ingin mencalonkan diri lagi.

"Pada awalnya, orang berpikir jabatan itu tidak akan terlalu menyibukkan, apalagi di kota kecil. Tapi pekerjaan yang harus dilakukan jauh lebih banyak daripada yang kita bayangkan," kata Juergen Bohl.

Dia sendiri menghabiskan paling sedikit 10 jam setiap minggu untuk mengurus masalah-masalah lokal. Misalnya melakukan rapat dengan dewan desa untuk membersihkan jalan-jalan setapak di kawasan pertanian, membangun dinding di pekuburan desa, atau memperbaiki jalan utama yang melewati desa.

Baca juga: Hannover Pilih Putra Imigran Turki sebagai Walikota

Sering mengalami intimidasi

Alexander Handschuh dari Asosiasi Kota dan Kotamadya Jerman, DStGB, mengatakan bahwa seorang walikota di masa kini juga mengalami intimidasi, bahkan ancaman.

"Intimidasi dan ancaman terhadap orang-orang yang terlibat dalam urusan lokal menjadi semakin umum," katanya. Makin sedikit orang yang "menghargai apa yang mereka (para walikota) lakukan untuk masyarakat setempat."

Klaus Bube, walikota di desa Altenstadt, membenarkan hal itu. Memang makin sedikit orang yang mau mencalonkan diri sebagai walikota, karena intimidasi dan rongrongan sudah jadi hal umum.

"Banyak orang menyerah karena itu," katanya. "Di masa lalu, pejabat pemerintahan kota sering bertugas sampai beberapa dekade; sekarang banyak yang menyerah setelah hanya dua atau tiga tahun."

Baca juga: Warga Denmark Ini Jadi Warga Asing Pertama, Yang Terpilih Jadi Wali Kota di Jerman

Anggota Damkar jadi walikota

Marcus Franzen adalah walikota di Gindorf, sebuah desa dekat kota Trier. Dia juga mengatakan bahwa dulu ada minat yang lebih besar untuk bekerja sebagai walikota. Dia ingat, dulu sering ada tiga calon yang bersaing untuk menjadi walikota di kota kecilnya. Tetapi sekarang, tidak ada yang mau lagi.

Marcus Franzen akhirnya melepaskan jabatannya sebagai wakil kepala pemadam kebakaran lokal, untuk mengambil alih jabatan walikota bulan Mei tahun ini. Sebelumnya, sudah tiga tahun jabatan walikota kosong. Jadi pengelolaan kota dilakukan oleh pemerintah kota Bitburg, dekat Gindorf. Tapi banyak hal jadi terbengkalai.

Baca juga:Kota Mannheim di Jerman Kini Punya Walikota Khusus Mengatur Hiburan Malam

Sekarang, Marcus Franzen memastikan bahwa taman bermain dan lampu jalan di Gindorf terawat dan dalam kondisi baik. "Kalau kita ingin perbaikan, kita harus menjadi aktif sendiri," katanya. Dia mengatakan, dia sekarang menerima "banyak dukungan" terutama "kalau saya berkunjung dan berbicara dengan orang-orang tua."

Walikota Gerhardsbrunn Juergen Bohl, mengatakan dia tidak menyesali keputusannya. "Saya senang melihat ada sesuatu yang terjadi di sini," katanya. Dia juga mengatakan, penduduk sekarang lebih aktif "menyelesaikan masalah desa mereka sendiri".. Dan dia mengakui, sebagai walikota: "Saya sekarang menikmati pekerjaan ini."

hp/gtp

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement