REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Klub Oxford United menutup tahun 2019 dengan kemenangan. Oxford melibas AFC Wimbledon 2-1 pada pertandingan Ahad (29/12) malam. Kemenangan ini membawa klub asal Kota Oxford itu menduduki peringkat kedua di Liga 1 Inggris.

Manajer Oxford United Karl Robinson menyadari AFC Wimbledon tak mudah ditundukkan di kandang sendiri. Ia mengapresiasi anak asuhnya dapat terlepas dari tekanan fan AFC Wimbledon.

"Pertandingan itu sangat berat. Wimbledon sulit dikalahkan di kandangnya, sehingga ini jadi tantangan berat buat kami," kata Robinson dilansir dari situs resmi Oxford United pada Senin (30/12).

Robinson menekankan motivasi menangnya diperkuat oleh para fans Oxford United yang hadir di markas lawan. Ia merasa malu jika tak bisa menjawab dukungan fan dengan kemenangan.

 "Kami membuat kesalahan, tapi kami belajar dari situ. Kami selalu jujur satu sama lain untuk melangkah maju. Kami saling peduli dan fans pun juga begitu," ujar Robinson.

Robinson berkomitmen membangun Oxford United secara bertahap. Sebab menurutnya, uang berlimpah dari investor klub tak selalu berdampak positif bagi klub. Masalah selalu bisa hadir seiring datangnya pemain atau pelatih yang baru dibeli.

"Suatu hari ketika saya pergi dari sini entah dibuang atau bagaimana pun, saya ingin klub ada di posisi bagus. Jadi nanti ketika ada pemain atau pelatih baru maka tidak malah memperburuk klub," kata Robinson.