Rabu 22 Apr 2020 04:37 WIB

Enam Positif Covid-19 di Barito Selatan dari Klaster Gowa

Kabupaten Barito Selatan kini masuk dalam dalam zona merah Covid-19.

Red: Muhammad Fakhruddin
Virus corona (ilustrasi).
Foto: www.freepik.com
Virus corona (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,BUNTOK -- Jumlah warga Barito Selatan, Kalimantan Tengah, yang positif tertular Corona Virus Disease 19 (Covid-19) bertambah menjadi enam orang.

"Dari enam orang PDP yang dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Doris Sylvanus Palangka Raya beberapa waktu lalu, semuanya dinyatakan positif terkena Covid-19," kata juru bicara percepatan penanganan Covid-19 Barito Selatan, dr Djulita Kurniadia Palar saat dihubungi melalui via WhatsApp di Buntok, Selasa (22/4).

Sebelumnya dinyatakan dua orang pasien berstatus pasien dalam pengawasan (PDP) positif Covid-19, dan pada sore ini, empat orang PDP lainnya juga dinyatakan positif, sehingga jumlah warga Barito Selatan yang tertular Covid-19 sebanyak enam orang.

Enam orang asal Barito Selatan yang terkonfirmasi positif tertular Covid-19 tersebut lanjut dia, berasal dari klaster Gowa, Sulawesi Selatan. "Kita akan melakukan tracking kepada keluarga maupun rekan-rekan mereka yang memiliki riwayat kontak erat dengan pasien positif Covid-19 tersebut," kata Djulita yang juga kepala Dinas Kesehatan Barito Selatan itu.

Menurut dia, sebelumnya pada saat enam orang tersebut dinyatakan PDP, pihaknya telah meminta kepada keluarga enam orang dari pasien berstatus PDP itu untuk melakukan isolasi dan pihaknya melakukan pengawasan.

Dengan dinyatakan enam orang tersebut terkonfirmasi positif Covid-19 ini, maka secara otomatis Kabupaten Barito Selatan yang berjuluk 'Dahani Dahanai Tuntung Tulus' ini masuk dalam zona merah.

Djulita Kurniadia Palar juga mengimbau kepada masyarakat supaya menerapkan social distancing dan physical distancing, karena metode ini paling efektif memutus rantai penularan Covid-19. "Diupayakan stay at home atau berada di rumah saja, dan kalau terpaksa keluar rumah tetap gunakan masker, dan sesering mungkin cuci tangan pakai sabun," demikian Djulita Kurniadia Palar.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement