Selasa 18 Aug 2020 20:39 WIB

Studi: Asam Lemak tak Jenuh Tingkatkan Risiko Diabetes

Peneliti China temukan asam lemak tak jenuh dapat tingkatkan risiko diabetes tipe 2.

Red: Nora Azizah
Peneliti China temukan asam lemak tak jenuh dapat tingkatkan risiko diabetes tipe 2 (Foto: ilustrasi diabetes)
Foto: Blue Diamond Gallery
Peneliti China temukan asam lemak tak jenuh dapat tingkatkan risiko diabetes tipe 2 (Foto: ilustrasi diabetes)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah peneliti di China menemukan asam lemak tak jenuh ganda n-6 atau biasa dikenal dengan Omega-6 dapat meningkatkan risiko diabetes tipe 2 bagi warga setempat. Menurut para peneliti, minyak bunga matahari dan minyak jagung yang kaya kandungan Omega-6 bisa menjadi pemicunya.

Mengutip pernyataan resmi media China, Selasa (18/8), mikrobiota usus yang merupakan mikroorganisme yang hidup di saluran pencernaan diduga berperan penting dalam perkembangan diabetes Para peneliti dari West Lake University dan lembaga penelitian China lainnya menganalisis mikrobiota usus yang terkandung dalam sampel tinja 2.731 orang tanpa diabetes tipe 2 di Kota Guangzhou, China selatan, selama periode 2008-2013.

Baca Juga

Mereka juga menguji hubungan biomarker atau petunjuk biologis asam lemak n-6 dalam darah dengan diabetes tipe 2. Setelah ditindaklanjuti dalam masa lebih dari enam tahun, para peneliti mendapati 276 orang yang telah diambil sampelnya itu terkena diabetes tipe 2.

Para peneliti mengatakan bahwa studi mereka menunjukkan bahwa asupan tinggi asam lemak n-6 dapat menyebabkan peningkatan risiko diabetes tipe 2 dengan memengaruhi profil mikrobiota usus. Kandungan Omega-6 itu didapat dari sampel orang-orang China yang menggoreng makanan dengan menggunakan minyak jagung.

Oleh sebab itu, para peneliti merekomendasikan penggunaan minyak goreng dengan kandungan lebih banyak asam lemak Omega-3 atau minyak dengan lebih banyak asam tak jenuh tunggal. Contohnya, minyak biji rami dan minyak zaitun.

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَحْلِفُوْنَ بِاللّٰهِ مَا قَالُوْا ۗوَلَقَدْ قَالُوْا كَلِمَةَ الْكُفْرِ وَكَفَرُوْا بَعْدَ اِسْلَامِهِمْ وَهَمُّوْا بِمَا لَمْ يَنَالُوْاۚ وَمَا نَقَمُوْٓا اِلَّآ اَنْ اَغْنٰىهُمُ اللّٰهُ وَرَسُوْلُهٗ مِنْ فَضْلِهٖ ۚفَاِنْ يَّتُوْبُوْا يَكُ خَيْرًا لَّهُمْ ۚوَاِنْ يَّتَوَلَّوْا يُعَذِّبْهُمُ اللّٰهُ عَذَابًا اَلِيْمًا فِى الدُّنْيَا وَالْاٰخِرَةِ ۚوَمَا لَهُمْ فِى الْاَرْضِ مِنْ وَّلِيٍّ وَّلَا نَصِيْرٍ
Mereka (orang munafik) bersumpah dengan (nama) Allah, bahwa mereka tidak mengatakan (sesuatu yang menyakiti Muhammad). Sungguh, mereka telah mengucapkan perkataan kekafiran, dan telah menjadi kafir setelah Islam, dan menginginkan apa yang mereka tidak dapat mencapainya; dan mereka tidak mencela (Allah dan Rasul-Nya), sekiranya Allah dan Rasul-Nya telah melimpahkan karunia-Nya kepada mereka. Maka jika mereka bertobat, itu adalah lebih baik bagi mereka, dan jika mereka berpaling, niscaya Allah akan mengazab mereka dengan azab yang pedih di dunia dan akhirat; dan mereka tidak mempunyai pelindung dan tidak (pula) penolong di bumi.

(QS. At-Taubah ayat 74)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement