Senin 07 Dec 2020 20:14 WIB

Jepang Bersemangat Selidiki ‘Harta Karun’ dari Luar Angkasa

Jepang bersemangat analisis sampel tanah asteroid.

Rep: Zainur Mahsir Ramadhan/ Red: Ani Nursalikah
Jepang Bersemangat Selidiki ‘Harta Karun’ dari Luar Angkasa. Anggota proyek merayakan keberhasilan manuver kontrol lintasan untuk menarik diri dari atmosfer bumi di ruang kontrol Kampus Sagamihara JAXA di Sagamihara, dekat Tokyo Sabtu, 5 Desember 2020. Hayabusa 2 berhasil merilis kapsul kecil pada Sabtu dan dikirim itu menuju Bumi untuk mengirimkan sampel dari asteroid jauh yang dapat memberikan petunjuk tentang asal mula tata surya dan kehidupan di bumi.
Foto: JAXA Via AP
Jepang Bersemangat Selidiki ‘Harta Karun’ dari Luar Angkasa. Anggota proyek merayakan keberhasilan manuver kontrol lintasan untuk menarik diri dari atmosfer bumi di ruang kontrol Kampus Sagamihara JAXA di Sagamihara, dekat Tokyo Sabtu, 5 Desember 2020. Hayabusa 2 berhasil merilis kapsul kecil pada Sabtu dan dikirim itu menuju Bumi untuk mengirimkan sampel dari asteroid jauh yang dapat memberikan petunjuk tentang asal mula tata surya dan kehidupan di bumi.

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Pejabat badan luar angkasa Jepang mengaku senang atas kembalinya pencapaian terbaru mereka. Khususnya, melalui kapsul luar angkasa yang mendarat dengan selamat di Pedalaman Australia pada Ahad (6/12).

Mereka juga mengaku bersemangat memulai analisis dari ‘harta karun’ sampel tanah asteroid yang dibawa di dalamnya. Keinginan itu, terjadi ketika kapsul Hayabusa 2 telah menyelesaikan misi pengembalian.

Baca Juga

Kapsul yang telah mengorbit selama enam bulan itu, juga diklaim bisa membuka pintu bagi penelitian untuk menemukan petunjuk asal mula tata surya dan kehidupan di Bumi. "Kami dapat mendaratkan kotak harta karun ke gurun Woomera Australia yang jarang penduduknya seperti yang direncanakan,’’ kata Yuichi Tsuda, manajer proyek Hayabusa 2 di Badan Eksplorasi Dirgantara Jepang atau JAXA, Senin (7/12).

Dia menambahkan, dalam pendaratan tersebut, kapsul masih dalam kondisi sempurna. Namun, pembukaan dan penelitian lebih lanjut, ia sebut masih perlu ditunggu.

Tsuda mengatakan, keberhasilan Hayabusa 2 dalam menyelesaikan perjalanan pulang-pergi antarplanet adalah yang pertama di dunia. Atas dasar itu, ia berharap menggunakan keahlian yang diperoleh dalam eksplorasi planet di masa depan.

Hal tersebut kemungkinan adalah misi MMX Jepang ke bulan-bulan Mars pada 2024. Menurut sub-manajer proyek Satoru Nakazawa, kapsul akan dikemas dalam wadah segera setelah perawatan awal di laboratorium Australia selesai. Hingga selanjutnya dibawa kembali ke Jepang pekan ini.

Hayabusa 2 meninggalkan asteroid Ryugu, sekitar 300 juta kilometer (180 juta mil) dari Bumi setahun lalu. Setelah merilis informasi kapsul pada Sabtu kemarin, Jepang akan memulai ekspedisi baru ke asteroid lain yang lebih jauh.

Para ilmuwan mengatakan jika mereka yakin pada sampel itu. Terutama ketika yang diambil berasal dari bawah permukaan asteroid, dan disebutnya berisi data berharga yang tidak terpengaruh oleh radiasi ruang angkasa dan faktor lingkungan lainnya. 

"Dan kemudian sampel akan mulai menceritakan kisahnya dan mengungkapkan kepada kita beberapa tanda indah tentang bagaimana air tiba di Bumi kita dan bagaimana kita bahkan mungkin terbentuk, seperti organik, hewan berbasis karbon, manusia dan tumbuhan kita," kata Kepala Badan Antariksa Australia Megan Clark yang juga hadir dalam konferensi pers tersebut.

Pejabat JAXA mengatakan, sampel Ryugu akan ditangani di ruang bersih untuk menghindari dampak pada sampel. Penelitian awal direncanakan dalam enam bulan pertama. Sampel akan didistribusikan ke NASA dan kelompok penelitian internasional utama lainnya, dengan sekitar 40 persen lainnya disimpan untuk kemajuan teknologi di masa depan guna menyelesaikan pertanyaan yang belum terjawab.

Sebelumnya, Hayabusa 2 merilis kapsul terbarunya dari misi lalu pada Sabtu kemarin. Misi itu melalui jarak 220 ribu kilometer jauhnya di luar angkasa, dan mengirimkannya kembali ke Bumi. Sekitar 12 jam setelah rilis, kapsul tersebut masuk kembali ke atmosfer pada jarak 120 kilometer (75 mil) dari Bumi.

Hal itu dilakukan, karena bagi Hayabusa 2, ini bukanlah akhir dari misi. Sekarang, kapsul itu menuju ke asteroid kecil bernama 1998KY26. Perjalanan itu dijadwalkan memakan waktu 11 tahun satu arah, untuk kemungkinan penelitian pertahanan planet, seperti menemukan cara mencegah meteorit menghantam Bumi.

Sejak peluncurannya 3 Desember 2014, misi Hayabusa 2 diklaim telah sepenuhnya berhasil. Dalam pendaratan pertamanya pada Februari 2019, ia mengumpulkan sampel debu permukaan.

Dalam misi yang lebih menantang pada Juli di tahun yang sama, misi itu juga berhasil mengumpulkan sampel bawah tanah dari asteroid untuk pertama kalinya dalam sejarah luar angkasa setelah mendarat di kawah yang dibuatnya sebelum meledakkan permukaan asteroid.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement