Sabtu 21 Aug 2021 18:30 WIB

Muncul Tahun 2020, Ilmuwan Temukan Asal Usul Komet ATLAS

Komet ATLAS kemungkinan berasal dari 5.000 tahun lalu.

Rep: Zainur Mahsir Ramadhan/ Red: Dwi Murdaningsih
Komet ATLAS saat melintas pada Desember 2018.
Foto: space.com
Komet ATLAS saat melintas pada Desember 2018.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Ilmuwan menemukan asal usul komet ATLAS. Komet ATLAS (C/2019 Y4) pertama kali terlihat jelang awal 2020. Sebelumnya, tidak pernah ada catatan mengenai komet tersebut.

 

Baca Juga

Sejauh ini, para peneliti memperkirakan komet tersebut pada 5.000 tahun lalu ‘menyapu’ dalam jarak 23 juta mil dari Matahari. Komet itu, digadang-gadang menjadi pemandangan spektakuler di seluruh peradaban Eurasia dan Afrika Utara akhir Zaman Batu.

 

Melalui sebuah studi terbaru dengan pengamatan dari Teleskop Luar Angkasa Hubble NASA, astronom Quanzhi Ye dari Universitas Maryland di College Park, melaporkan, ATLAS adalah serpihan bukti purba dari 5.000 tahun yang lalu. Dikatakan demikian, karena ATLAS mengikuti "jalur kereta api" orbit yang sama dengan komet yang terlihat pada tahun 1844. 

Dengan alasan itu, kedua komet yang muncul lima ribu tahun lalu dan 2020, diperkirakan sebagai ‘saudara’ dari induk komet yang pecah berabad-abad sebelumnya. 

Hal seperti itu memang kerap terjadi. Contoh visual yang paling dramatis adalah pada tahun 1994 ketika komet Shoemaker-Levy 9 (SL9) ditarik menjadi potongan-potongan oleh tarikan gravitasi Jupiter. "Kereta komet" ini berumur pendek dan jatuh sepotong demi sepotong ke Jupiter pada Juli 1994.

"Tapi komet ATLAS sedikit aneh," kata Ye dikutip phys, Jumat (20/8).

Komet ATLAS hancur saat berada lebih jauh dari Matahari daripada Bumi, pada jarak lebih dari 100 juta mil. Dia menegaskan, jarak itu, menjadi sumber keanehannya. Kejadian tersebut, diakui Ye, sangat tidak terduga. Hal ini, juga menjadi pertama kalinya anggota komet periode panjang terlihat putus sebelum melintas lebih dekat ke Matahari.

Studi tersebut, telah terbit di Astronomical Journal, setelah satu tahun analisis. Hasilnya, Ye dan rekan penyelidik melaporkan bahwa satu fragmen ATLAS hancur dalam hitungan hari, sementara bagian lainnya bertahan selama beberapa pekan.

"Ini memberitahu kita bahwa bagian dari nukleus lebih kuat dari bagian lainnya," katanya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement