Kamis 02 Sep 2021 10:01 WIB

PBB: Frekuensi dan Kerugian Ekonomi Bencana Iklim Meningkat

Bencana iklim kini merenggut nyawa lebih sedikit dibandingkan 1970-an.

Red: Dwi Murdaningsih
Kerusakan udara Badai Ida di Louisiana tenggara, Selasa, 31 Agustus 2021.
Foto: AP/Hilary Scheinuk/Pool The Advocate
Kerusakan udara Badai Ida di Louisiana tenggara, Selasa, 31 Agustus 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) dalam laporannya menyebutkan bahwa bencana iklim melanda dunia lebih sering dan menyebabkan kerugian yang lebih banyak. Namun, bencana tersebut sebabkan lebih sedikit korban jiwa.

Bencana iklim melanda dunia empat hingga lima kali lebih sering. Bencana iklim menyebabkan kerusakan tujuh kali lipat lebih banyak dibanding tahun 1970an, menurut Badan Meteorologi Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB).

Baca Juga

Tetapi bencana-bencana iklim ini merenggut nyawa lebih sedikit. Pada tahun 1970an dan 1980an misalnya, bencana-bencana tersebut rata-rata menyebabkan kematian 170 jiwa setiap harinya di seluruh dunia. Sementara pada tahun 2010an, angka tersebut turun menjadi sekitar 40 per hari, kata Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) dalam laporannya pada Rabu (1/9). Laporan itu meninjau lebih dari 11.000 bencana iklim dalam setengah abad terakhir.

Laporan WMO ini muncul di periode musim panas yang dipenuhi bencana secara global, termasuk banjir mematikan di Jerman, gelombang panas di Mediterania, Badai Ida, dan serangan kebakaran hutan yang diperparah oleh musim kering yang melanda Amerika Serikat (AS).

Baca juga : PBB: Presiden akan Lanjutkan Pemindahan Ibu Kota

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement