Senin 07 Feb 2022 06:13 WIB

Film Moonfall Ceritakan Bulan Jatuh Menabrak Bumi, Ini Kata Ilmuwan NASA

Dalam film Moonfall, kekuatan misterius mendorong bulan keluar orbit dan mengancam bumi.

Rep: antariksa/ Red: Partner
.
.

Dalam film fiksi ilmiah Moonfall (2022), Space Shuttle Endeavour berlabuh di Stasiun Luar Angkasa Internasional sementara<a href= bulan meluncur menuju Bumi. Gambar: Lionsgate" />
Dalam film fiksi ilmiah Moonfall (2022), Space Shuttle Endeavour berlabuh di Stasiun Luar Angkasa Internasional sementara bulan meluncur menuju Bumi. Gambar: Lionsgate

ANTARIKSA -- Bulan telah menjadi pendamping Bumi selama miliaran tahun. Walaupun kita melihatnya dalam bentuk yang berbeda-beda dalam 30 hari, namun Bulan akan tetap ada di langit. Setia seperti yang banyak digambarkan dalam puisi-puisi romantis.

Tapi bisakah dia berubah?

Dalam film berjudul Moonfall yang dirilis Lionsgate pada 4 Februari dari 2022, sebuah kekuatan misterius telah mengeluarkan bulan dari orbitnya. Bulan didorong pada jalur yang pas untuk menabrak Bumi dalam beberapa pekan, sesuatu yang tentunya berdampak tak terbayangkan.

Ketika dihadapkan dengan skenario kehancuran yang berisiko tinggi dan berlebihan itu, pemeran film dituntut untuk menyelamatkan Bumi tercinta. Dan... mereka mulai sadar bahwa satelit alami bumi kita itu, tidak sepenuhnya alami.

Gagasan bahwa bulan adalah megastruktur buatan, yang dibangun oleh alien cerdas miliaran tahun lalu, berakar kuat di ranah fiksi ilmiah. Tetapi, apakah ada objek alami di luar angkasa yang benar-benar dapat mendorong bulan dari orbitnya? Dengan puluhan ribu asteroid dan komet yang mengitari tata surya, bisakah tabrakan dengan batu yang cukup besar mengubah bulan menjadi proyektil yang bisa menghantam Bumi?

Bulan kita adalah benda padat berbatu yang dikelilingi oleh lapisan gas yang sangat tipis yang dikenal sebagai eksosfer. Satelit alami itu terbentuk sekitar waktu yang sama dengan Bumi, 4,5 miliar tahun yang lalu. Sebuah hipotesis yang diterima secara luas menunjukkan, bulan muncul dari puing-puing berbatu akibat tabrakan antara Bumi muda dan protoplanet yang lebih kecil, Theia. Protoplanet adalah cikal bakal atau embrio sebuah planet, sementara Theia adalah objek hipotetis.

Hipotesis lain mengatakan bulan dan bumi lahir sebagai dampak dari tabrakan dua benda yang masing-masing berukuran lima kali Mars. Mana yang benar, keduanya berpeluang menurut NASA.

Bulan terletak sekitar 385 ribu kilometer dari Bumi dan memiliki massa lebih dari 81 juta ton. Ini sekitar seperempat ukuran Bumi. "Jika Bumi seukuran nikel, bulan akan seukuran kacang polong," kata NASA.

Gambar bulan menunjukkan bahwa permukaannya dipenuhi kawah dengan berbagai ukuran, yang dibuat oleh tumbukan di masa lalu. "Tetapi sebagian besar dari itu dibuat miliaran tahun yang lalu, ketika ada lebih banyak puing-puing yang menembus tata surya," kata Paul Chodas, Manajer Pusat Studi Objek Dekat Bumi (CNEOS) untuk Laboratorium Propulsi Jet NASA di Caltech di Pasadena, California.

Menurut dia, sebagian besar puing-puing batu pembentuk planet di tata surya telah lama menghilang. Hal itu membuat jumlah tumbukan berkurang dari waktu ke waktu hingga sekarang.

CNEOS mengidentifikasi dan melacak objek dekat Bumi (NEOs) seperti asteroid dan komet, untuk menentukan apakah mereka menimbulkan ancaman bagi Bumi, bulan, atau tetangga kosmik kita yang lain. Menurut web resmi CNEOS, hingga saat ini mereka mengikuti sekitar 28 ribu NEO, objek yang mendekati Bumi dalam jarak 1,3 unit astronomi atau 194,5 juta kilometer.

"Kami memeriksa tabrakan antara planet dan asteroid mana pun, dan kami memeriksa tabrakan di bulan," katanya. Secara umum, tabrakan asteroid dengan bulan jauh lebih kecil kemungkinannya daripada tabrakan asteroid dengan Bumi. Alasannya, planet kita adalah target yang lebih masif dengan gravitasi yang lebih kuat.

"Sebuah batu bandel ruang angkasa yang melingkari lingkungan kosmik kita akan ditarik ke arah Bumi daripada ke bulan," kata Chodas.

Ukuran juga penting ketika para ilmuwan mempertimbangkan risiko yang ditimbulkan oleh asteroid yang meluncur. Menurut NASA, agar NEO diklasifikasikan sebagai ancaman bagi Bumi, ia harus berdiameter setidaknya 140 meter. Sementara, agar dampak asteroid dapat mempengaruhi orbit bulan, dia setidaknya harus sebesar bulan itu sendiri.

"Bulan itu besar, jadi itu (asteroid) harus menjadi objek besar yang menabraknya dengan kecepatan tinggi," katanya.

Beruntung bagi bumi dan bulan, tidak ada asteroid yang diketahui di tata surya yang mendekati ukuran bulan. Asteroid terbesar yang diketahui adalah sekitar 70 kali lebih kecil dari bulan. Menurut NASA, asteroid itu mengorbit antara Mars dan Jupiter di sabuk utama asteroid, sekitar 180 juta km dari Bumi.

Kenyataan itu mungkin bisa mengesampingkan kemungkinan ada asteroid dari tata surya yang mampu mengeluarkan bulan dari orbitnya. Namun bagaimana dengan objek buatan manusia? Seperti yang saat ini terjadi, tahap pendorong kedua roket SpaceX Falcon 9 yang diluncurkan pada 2015 kini sedang dalam perjalanan menuju bulan. Sampah antariksa itu diperkirakan menabrak bulan pada Maret 2022.

Segmen roket, yang beratnya sekitar 4,4 ton kehabisan bahan bakar setelah menempatkan Deep Space Climate Observatory (DSCOVR) ke orbitnya di L1. DSCOVR adalah sebuah satelit pemantau iklim bumi dan badai matahari dalam proyek NASA. Booster yang sekarang kosong diperkirakan menghantam sisi jauh bulan pada 4 Maret pukul 07.25 EST atau pukul 19.25 WIB. Tumbukannya akan menghasilkan kawah berukuran sekitar 20 meter.

"CNEOS terus memantau lintasan roket, meskipun biasanya tidak melacak objek buatan di luar angkasa," kata Chodas kepada Live Science. Menurut dia, pihaknya masih melakukan beberapa perhitungan khusus untuk objek tersebut.

Kembali ke film Moonfall, bahwa itu hanyalah imajinasi Sci-fi. Ketika kita melihat bulan di langit malam, kita boleh merasa nyaman. Bulan tidak akan kemana-mana dalam waktu dekat.

Sumber: Live Science

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement