Minyak Goreng Langka di DIY Akibat 'Panic Buying'

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Yusuf Assidiq

Pekerja merapihkan stok minyak goreng kemasan di toko kelontong Pasar Kranggan, Yogyakarta, Ahad (20/2/2022). Minyak goreng masih langka di pasaran Yogyakarta. Pedagang juga mengakui pembelian minyak goreng untuk stok toko juga dibatasi. Sehingga toko kelontong juga membatasi pembelian oleh konsumen.
Pekerja merapihkan stok minyak goreng kemasan di toko kelontong Pasar Kranggan, Yogyakarta, Ahad (20/2/2022). Minyak goreng masih langka di pasaran Yogyakarta. Pedagang juga mengakui pembelian minyak goreng untuk stok toko juga dibatasi. Sehingga toko kelontong juga membatasi pembelian oleh konsumen. | Foto: Wihdan Hidayat / Republika

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Kelangkaan minyak goreng turut terjadi di wilayah DIY. Kepala Biro Administrasi Perekonomian dan Sumber Daya Alam Setda DIY, Yuna Pancawati menyebut, kelangkaan ini terjadi karena adanya panic buying di tengah masyarakat.

Ia menyebut, ketersediaan minyak goreng sudah aman dan mencukupi kebutuhan masyarakat, baik yang ada di pasar tradisional maupun ritel modern. Namun, dikarenakan adanya panic buying, ketersediaan minyak goreng di pasaran pun cepat habis.

"Memang pasokan sudah cukup yang di pasar-pasar itu, juga di toko-toko modern juga cukup. Dari masyarakat itu ada kepanikan sendiri, sehingga mereka itu membeli dengan panik. Supply dan demand itu tidak selaras, kepanikan dari masyarakat ini yang jadi menambah pasokan jarang di pasaran," kata Yuna kepada Republika.co.id, Senin (21/2/2022).

Yuna menuturkan, banyak masyarakat yang membeli minyak goreng dalam jumlah besar. Bahkan, katanya, di beberapa daerah masyarakat sampai antre panjang untuk membeli minyak goreng.

"Misalnya satu keluarga membeli misalnya empat atau lima, tapi ada ibunya, bapaknya, anaknya. Jangan sampai ada kepanikan karena stok sudah cukup," tambahnya.  

Ia pun meminta agar masyarakat tidak panic buying. Pihaknya bersama Satgas Pangan DIY juga rutin melakukan pemantauan agar harga  maupun ketersediaan minyak goreng ini mencukupi untuk masyarakat.

"Disperindag DIY tiap hari juga ada pemantauan harga agar jangan sampai kenaikan harga menjadi pemicu ketidakstabilan," ujarnya.

Upaya untuk mengantisipasi potensi terjadinya penimbunan minyak goreng juga dilakukan. Pasalnya, di sejumlah daerah ditemukan ada oknum-oknum yang menimbun minyak goreng.

"Kita selalu bersama-sama juga dengan Satgas Pangan untuk selalu menjaga hal tersebut jangan sampai ada penimbunan, baik itu di tingkat distributor maupun di tingkat penjual," jelas Yuna.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini

Terkait


Dinas Jabar: Stok Minyak Goreng Aman Tapi Terganggu Panic Buying

30 Juta Liter Minyak Goreng Dikucurkan Pusat ke Jabar

Apindo Minta PT SIMP Segera Lepas Stok Minyak Goreng ke Pasar

Pedagang Sembako di Kudus Masih Butuh Tambahan Stok Minyak Goreng

Sidak Pasar, Mendag Lutfi: Masalah Distribusi Migor Harus Disingkirkan!

Republika Digital Ecosystem

Kontak Info

Republika Perwakilan DIY, Jawa Tengah & Jawa Timur. Jalan Perahu nomor 4 Kotabaru, Yogyakarta

Phone: +6274566028 (redaksi), +6274544972 (iklan & sirkulasi) , +6274541582 (fax),+628133426333 (layanan pelanggan)

[email protected]

Ikuti

× Image
Light Dark