Senin 28 Feb 2022 03:50 WIB

TRAPPIST-1, Tata Surya Lain dengan 7 Planet Kembaran Bumi

Sistem TRAPPIST sejauh ini dianggap yang paling mirip dengan Tata Surya kita.

Rep: Ilham Tirta/ Red: Partner
Tata Surya
Tata Surya

Sistem planet TRAPPIST-1. Gambar NASA.
Sistem planet TRAPPIST-1. Gambar NASA.

ANTARIKSA -- Lima tahun yang lalu, para astronom mengungkapkan koleksi spektakuler tentang dunia lain, sistem TRAPPIST-1. Ini adalah sistem planet seperti tata surya kita, terdiri dari satu bintang yang diorbit oleh sejumlah planet. Surat kabar di seluruh dunia pun mencetak penemuan itu di halaman depan mereka, bahwa para astronom telah menemukan bintang merah kecil yang disebut TRAPPIST-1 yang menjadi pusat tujuh planet seukuran Bumi.

NASA mengumumkan sistem tersebut pada 22 Februari 2017. Dengan menggunakan teleskop di darat dan di luar angkasa, para ilmuwan menyebutnya sebagai salah satu sistem planet paling tidak biasa yang pernah ditemukan di luar Matahari kita. Penemuan itu pun membuka sebuah pertanyaan yang paling menggiurkan, apakah salah satu dari planet itu layak huni, yang memiliki seperangkat sistem untuk kehidupan?

Lima tahun telah berlalu, planet-planet itu masih penuh dengan teka-teki. Sejauh ini ilmuwan baru mampu mengungkapkan planet di TRAPPIST-1 itu berbatu, artinya cocok seperti Bumi. Lalu usianya hampir dua kali lipat dari tata surya kita, dan mereka terletak 41 tahun cahaya dari Bumi.

Namun, itu semua akan segera berubah dengan diluncurkannya Teleskop Luar Angkasa James Webbpada 25 Desember 2021. Dengan menghabiskan anggaran Rp 150 trliun, James Webb telah menjadi proyek paling ambisius sejauh ini. Webb yang saat ini sedang mempersiapkan diri di titik L2 di antara Matahari dan Bumi akan mencari tanda-tanda atmosfer di planet TRAPPIST-1.

TRAPPIST-1 e. Gambar: NASA
TRAPPIST-1 e. Gambar: NASA

Target utama Webb adalah planet keempat dari bintang itu, yang disebut TRAPPIST-1 e. Itu tepat di tengah apa yang oleh para ilmuwan disebut zona layak huni, juga dikenal sebagai zona Goldilocks. Dia berada pada jarak orbit yang pas dari bintangnya, di mana jumlah pemanasan yang tepat untuk memungkinkan adanya air cair di permukaan planet.

Meskipun planet-planet tersebut padat di sekitar TRAPPIST-1, namun bintang merah itu tidak sepanas Matahari kita dan ukurannya juga hanya sekitar 10 persen dari Matahri.

Mencari Atmosfer

Zona layak huni hanyalah hanya kriteria pertama. Sebuah planet yang berpotensi layak huni juga harus memiliki atmosfer yang sesuai. Webb, terutama dalam pengamatan awalnya, kemungkinan hanya akan memperoleh sebagian indikasi keberadaan atmosfer.

“Yang dipertaruhkan di sini adalah karakterisasi atmosfer pertama dari planet seukuran Bumi terestrial di zona layak huni,” kata Michaël Gillon, seorang astronom di University of Liege di Belgia dan penulis utama studi yang mengungkapkan tujuh planet bersaudara itu.

Data Teleskop Luar Angkasa Hubble juga akan menambah lebih banyak informasi tentang kelayakhunian TRAPIST-1 e. Meskipun Hubble tidak mampu menentukan adanya atmosfer, namun dia telah menemukan setidaknya tiga planet, yaitu d, e, dan f tidak memiliki atmosfer berupa gas yang didominasi hidrogen. Atmosfer gas seperti yang ditemukan di Neptunus dianggap lebih kecil kemungkinannya mendukung kehidupan.

"Itu membuka kemungkinan potensi atmosfer untuk mendukung air cair di permukaan (planet d, e, dan f),” kata Nicole Lewis, seorang ilmuwan planet di Cornell University.

Lewis adalah bagian dari tim sains yang akan menggunakan teleskop Webb. Ia akan melihat langit planet itu dalam cahaya inframerah untuk mencari tanda-tanda atmosfer di TRAPPIST-1 e.

“Harapannya adalah kita melihat karbon dioksida, fitur yang sangat kuat, tepat pada panjang gelombang (terdeteksi oleh) Webb,” katanya. “Begitu kami tahu di mana ada hal-hal kecil yang memuncak di atas kebisingan, kami dapat kembali dan melakukan tampilan resolusi yang jauh lebih tinggi di area itu.”

Ukuran planet di sistem TRAPPIST-1 juga mungkin membantu memperkuat kasus kelayakhunian. Mereka sebanding dengan Bumi tidak hanya dalam diameter, tetapi juga massanya. “Kami mendapatkan beberapa informasi yang sangat bagus tentang ukurannya, massa dan jari-jarinya. Itu berarti kita tahu tentang kepadatan mereka," kata Lewis.

Kepadatan planet itu menunjukkan mereka kemungkinan terbentuk dari bahan yang sama seperti yang ditemukan di planet terestrial seperti Bumi. Para ilmuwan menggunakan model komputer bagaimana pembentukan dan evolusi atmosfer planet TRAPPIST-1 untuk mencoba mempersempit kemungkinan komposisi mereka. "Dan ini akan sangat penting untuk planet TRAPPIST-1, kata Lewis.

Sumber: NASA

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement