Ahad 21 Aug 2022 06:36 WIB

Kekeringan Eropa Perlihatkan Batu Kuno Hingga Kapal Perang Dunia II

Eropa dilanda kekeringan parah terburuk sejarah 500 tahun terakhir.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Nashih Nashrullah
Seekor angsa mencari air di hamparan kering Danau Velence di Velence, Hongaria, Kamis, 11 Agustus 2022. Kekeringan besar melanda Eropa, yang juga berdampak pada Hongaria. Menurut Direktorat Jenderal Pengelolaan Air (OVF), ketinggian air di Danau Velence, danau wisata populer di dekat Budapest, berada pada level terendah yang pernah tercatat. Eropa dilanda kekeringan parah terburuk sejah 500 tahun terakhir
Foto: AP/Anna Szilagyi
Seekor angsa mencari air di hamparan kering Danau Velence di Velence, Hongaria, Kamis, 11 Agustus 2022. Kekeringan besar melanda Eropa, yang juga berdampak pada Hongaria. Menurut Direktorat Jenderal Pengelolaan Air (OVF), ketinggian air di Danau Velence, danau wisata populer di dekat Budapest, berada pada level terendah yang pernah tercatat. Eropa dilanda kekeringan parah terburuk sejah 500 tahun terakhir

REPUBLIKA.CO.ID, MADRID – Kekeringan selama berpekan-pekan di seluruh Eropa telah membuat permukaan air di sungai dan danau turun ke tingkat terendah. Kondisi tersebut memperlihatkan harta karun yang telah lama terendam dan beberapa bahaya yang tidak diinginkan. 

Contoh saja di Spanyol yang mengalami kekeringan terburuk dalam beberapa dekade ini. Para arkeolog senang dengan munculnya lingkaran batu prasejarah yang dijuluki "Spanish Stonehenge" yang biasanya tertutup air bendungan. 

Baca Juga

Penemuan ini secara resmi dikenal sebagai Dolmen of Guadalperal. Lingkaran batu saat ini berada sepenuhnya terbuka di salah satu sudut reservoir Valdecanas, di provinsi tengah Caceres. Pihak berwenang mengatakan, tingkat air telah turun hingga 28 persen dari kapasitas. 

Batu tersebut ditemukan arkeolog Jerman Hugo Obermaier pada 1926, tetapi daerah tersebut dibanjiri pada 1963 dalam proyek pembangunan pedesaan di bawah kediktatoran Francisco Franco. Sejak itu, batu ini hanya menjadi terlihat sepenuhnya empat kali. 

Kenangan kekeringan masa lalu juga telah dihidupkan kembali di Jerman dengan munculnya kembali "batu kelaparan" di sepanjang Sungai Rhine. Banyak batu seperti itu terlihat di sepanjang tepi sungai terbesar di Jerman dalam beberapa pekan terakhir. 

Dengan tertulis tanggal dan inisial orang, kemunculan batu monumen ini kembali dilihat oleh beberapa orang sebagai peringatan dan pengingat akan kesulitan yang dihadapi selama masa kekeringan sebelumnya. Tanggal terlihat pada batu yang muncul di Worms, selatan Frankfurt, dan Rheindorf, dekat Leverkusen, termasuk tulisan yang menunjukan tahun 1947, 1959, 2003, dan 2018. 

Sungai besar lainnya di Eropa, Danube, telah jatuh ke salah satu tingkat terendah dalam hampir satu abad akibat kekeringan. Peristiwa ini memperlihatkan lebih dari 20 kapal perang Jerman tenggelam selama Perang Dunia II di dekat kota pelabuhan sungai Prahovo di Serbia. 

Kapal-kapal itu termasuk di antara ratusan kapal yang ditenggelamkan di sepanjang Danube oleh armada Laut Hitam Nazi Jerman pada 1944. Keputusan itu diambil saat mereka mundur akibat pasukan Uni Soviet yang maju. Keberadaan perahu-perahu itu pun masih menghambat lalu lintas sungai selama permukaan air rendah. 

Sedangkan Italia telah mengumumkan keadaan darurat untuk daerah-daerah di sekitar Sungai Po. Pada akhir Juli, sebuah bom Perang Dunia II seberat 450 kg ditemukan di perairan rendah sungai terpanjang di negara itu. 

Sekitar 3.000 orang yang tinggal di dekat desa utara Borgo Virgilio, dekat dengan kota Mantua, dievakuasi. Sementara para ahli militer menjinakkan dan melakukan ledakan terawasi dari perangkat buatan Amerika Serikat awal bulan ini. 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement