Perempuan Memimpin Shalat Jumat
REPUBLIKA.CO.ID, OXFORD--Kontroversi perempuan memimpin shalat Jumat kembali berlanjut. Sebelumnya seorang perempuan bernama Amina Wadud memimpin shalat Jumat dengan makmum perempuan di tahun 2005. Kemudian di tahun 2008 dia kembali menjadi imam shalat Jumat di Oxford dengan makmum campuran, dan kini penulis buku, asal kanada, Raheel Reza,akan mengimami shalat Jumat di Oxford, Inggris, besok. Tak hanya mengimami, dia juga akan menyampaikan khotbah pada kesempatan tersebut.
Seperti dilansir Harian The Independen, Reza datang ke Oxford atas undangan Dr Taj Hargey, tokoh pendukung Islam liberal yang mendukung diizinkannya perempuan untuk menjadi imam. Rencananya, shalat jumat itu bakal dihadiri 200 jamaah.
Reza yang kini berusia 60 tahun adalah anggota kelompok kecil yang menamakan dirinya feminis Muslim. Media Barat menilai bahwa kelompok ini terus berkembang. Dia dalam berbagai kesempatan selalu mengkampanyekan perlunya perempuan menjadi imam shalat sebagai wujud kesetaraan gender.
Reza meyakini tidak ada ayat dalam Alquran yang secara jelas melarang perempuan jadi imam shalat. Atas keyakinannya itu, Reza pernah menghadapi ancaman pembunuhan. Ancaman ini datang setelah dia menjadi imam shalat yang makmumnya terdiri dari laki-laki dan perempuan di Toronto, Kanada, lima tahun lalu.
Selain mengimami shalat dan memberikan khotbah Jumat, pada kesempatan itu dia juga akan memimpin syahadat seorang mualaf.
Menurutnya, semua yang dijalankan bukan semata-mata hanya terkait dengan pekerjaan sebagai imam," imbuh dia. Lewat kontroversinya, dia mengaku ingin mengingatkan umat Islam bahwa 50 persen pemeluk agama tersebut adalah perempuan yang harus setara dengan laki-laki.
Stock Footage by youtube, Al-Jazeera