Produk Halal di Dunia Barat Kian Bergairah
REPUBLIKA.CO.ID, MARYLAND--Di AS, banyak komunitas Muslim kesulitan menemukan daging bersertifikat halal atau daging yang dipotong menurut akidah Islam. Untuk mengatasi kesulitan itu, biasanya komunitas Muslim melakukan pembelian kambing atau domba di pertenakan lalu menyembelihnya di tempat mereka. Sayangnya kebiasaan itu merupakan hal yang dilarang atau ilegal di banyak negara bagian AS.
Meski demikian, tak sedikit peternak AS yang mencium peluang bisnis daging bersertifikat halal. Rumah pemotongan bersertifikat halal mulai tumbuh menjamur. Joe Cole, salah seorang peternak di Maryland, menyadari peluang bisnis pemotongan daging halal di AS. Karena itu, Cole mulai beralih dari rumah pemotongan konvensional menjadi rumah pemotongan hewan bersertifikat halal. Ia pun mempekerjakan ahli memotong hewan dari Pakistan.
Said Hagar Farhat, salah seorang konsumen Cole, mengaku senang dengan kecenderungan positif bisnis daging halal di AS. Dia mengaku bisnis ini bisa berkembang pesat. Ia pun menilai setiap Muslim dari berbagai belahan dunia yang berada di AS tentu mengidamkan kemudahan mencari daging halal tanpa bersusah payah memotong sendiri.
Di Prancis dan Inggris, umat Islam yang menetap di dua negara tersebut mulai dimanjakan dengan keberadaan produk halal lainnya. Restoran cepat saji Prancis bahkan mulai mengekspansi produk halal di setiap gerainya.
Berdasarkan data Journal Halal, sebuah majalah berbasis di Kuala Lumpur, dalam 10 tahun terakhir, pasar makanan halal dunia sudah bernilai sekitar 632 miliar dolar AS per tahunnya. Menurut perhitungan majalah Time, nilai pasar makanan halal dunia itu setara dengan 16 persen dari total industri makanan di seluruh dunia.
Courtesy by Youtube