Pembuktian Pemain Imigran

AP/Kerstin Joensson
Xherdan Shaqiri
Red: Didi Purwadi

Oleh : Erik Purnama Putra

Selain timnas Belgia, sorotan pecinta sepak bola dunia tengah mengarah kepada timnas Swiss. Jarang mendapat status unggulan, mereka malah menjadi pemuncak klasemen kualifikasi Grup E Zona Eropa. Alhasil, Schweizer Nati digadang-gadang menjadi 'kuda hitam' di Piala Dunia 2014 di Brasil.


 
Selain meraih hasil bagus di pertandingan resmi, Swiss juga tampil mengejutkan di laga uji coba. Mereka mengalahkan Brasil dengan skor 1-0 pada 2013. Setahun sebelumnya, Jerman dipermalukan 3-5. Sebuah hasil yang menyimpulkan potensi dahsyat timnas Swiss.
 
Sebagai negara kecil di Benua Biru, negara di pegunungan Alpen tersebut membuka diri untuk menerima para pemain imigran. Kebijakan itu ditempuh untuk menyiasati minimnya bakat pesepak bola andal.

Asalkan memiliki kemampuan mumpuni, pemain itu akan direkrut pelatih Ottmar Hitzfeld. Tidak mengherankan, Swiss dipenuhi deretan penggawa yang notabene seorang imigran.
 
Para Imigran
Tengok saja kapten Goekhan Inler yang berasal dari Turki, Valon Behrami (Albania), Johan Djourou (Pantai Gading), Blerim Dzemaili (Makedonia), serta Granit Xhaka dan Xherdan Shaqiri yang sama-sama berasal dari Kosovo.

Nama terakhir ini mendapat sorotan paling banyak lantaran perannya sangat menonjol di timnas. Hitzfeld juga selalu mengandalkan gelandang Bayern Muenchen itu selama fase penyisihan.
 
Shaqiri memang pemain unik. Dengan tinggi badan 169 centimeter, ia terlihat memiliki tubuh kekar. Meski secara fisik termasuk pendek untuk ukuran Eropa, tetapi jangan ragukan keahliannya dalam menggiring bola.

Kecepatannya juga sangat ditakuti lawan. Tidak salah, Hitzfeld memprediksi pemain berusia 22 tahun itu akan bersinar di Piala Dunia 2014.
 
“Shaq adalah pemain unik. Bahkan penampilannya. Dia adalah Hulk kecil bagi saya. Dan punya keterampilan sepak bola yang tak terbantahkan,” ujar juru taktik asal Jerman itu kepada ZDF Sport.
 
Shaqiri mengaku tidak sabar untuk dapat tampil di Brasil. Mantan pemain FC Basel itu mengatakan even sepak bola terakbar empat tahunan itu akan memberikan pengalaman berharga bagi timnas Swiss. Sehingga, ia berjanji tidak akan menyia-nyiakan kesempatan yang tidak didapat semua pesepak bola itu.
 
Penggawa Naturalisasi
Selain Swiss, timnas Jerman juga berisikan pemain naturalisasi. Sebut saja Mesut Oezil, Ikay Guendogan, Jerome Boateng, Sami Khedira, dan Lukas Podolski. Khusus untuk Podolski, ia sudah menjadi bagian skuat der Panzer selama 10 tahun terakhir. Pemain berdarah Polandia tersebut selalu masuk skuat utama sejak Piala Eropa 2008.
 
Kecepatan dan daya juang tinggi membuat pemain berusia 28 tahun itu selalu menjadi pilihan yang layak di bawah asuhan Joachim Loew.

Meski jarang bermain lantaran terkena cedera lutut selama paruh pertama musim 2013/2014, Podolski tetap percaya diri. Dia berani sesumbar bakal mendapat kepercayaan bermain sejak awal di Piala Dunia edisi ke-20 pada Juni hingga Juli mendatang.
 
Mantan pemain Bayern Muenchen itu juga menyanggah takut tempatnya digusur pemain lain. “Saya punya kepercayaan diri untuk dikatakan bahwa saya benar-benar menikmati menjadi bagian tim dan bahwa saya akan kembali melakukan semua yang saya bisa di Piala Dunia,” kata bomber Arsenal itu kepada Yahoo Sport.
 
Podolski memang sudah membuktikan dedikasi dan loyalitasnya selama membela timnas Jerman. Walaupun belum mampu mempersembahkan trofi apapun, ia termasuk pemain yang sudah mengoleksi 112 caps dan 46 gol di level internasional.

Dengan karier yang masih panjang, bukan tidak mungkin ia bakal memecahkan rekor Lothar Mathhaeus dengan 150 penampilan.
 
Hanya saja, Podolski tidak terlalu berambisi mengejar catatan pribadi. Dia lebih senang sanggup mempersembahkan negaranya yang dibelanya dengan gelar Piala Dunia keempat kalinya.

Bekas Negeri Jajahan
Les Bleus, julukan timnas Prancis, juga termasuk negara yang membuka diri dengan pemain imigran. Rata-rata mereka berasal dari Benua Hitam yang negaranya dulu merupakan jajahan Prancis. Di antara beberapa nama, Karim Benzema, diprediksi akan membuktikan kapasitasnya sebagai mesin gol.

Benzema tengah memasuki fase terbaiknya bersama Real Madrid. Pemain keturunan Aljazair itu sudah membukukan 21 gol dan 11 assists dari 37 laga bersama Los Blancos. Pelatih Carlo Ancelotti sangat percaya dengan kapasitasnya untuk membobol gawang lawan.
 
Setelah mendapatkan kegagalan menyakitkan di Piala Dunia 2010, Benzema ingin agar juara dunia 1998 itu mengobati masyarakat Prancis dengan tampil baik di Brasil. Meski harapan publik terlalu tinggi, pemain berusia 26 tahun itu menjadikan faktor itu pelecut untuk semakin memotivasinya memberikan segalanya demi prestasi timnas.
 
Benzema menyadari tekanan lebih besar bakal dirasakan Prancis. Dia menilai akan muncul sebuah atmosfer tidak biasa ketika bertanding di Brasil. Kegilaan suporter tuan rumah pasti menjadi tantangan tersendiri bagi tim manapun yang ingin meraih kejayaan di Piala Dunia 2014 ini.
 
“Dalam beberapa kasus, saya senang mengambil semua kritikan untuk mengangkat level permainan timnas di atas saya pribadi,” aku pemain dengan 65 penampilan dan 19 gol bersama juara Piala Eropa 2000 itu kepada ESPN.

“Kami akan memberikan segalanya. Pada akhirnya, ada tiket ke Brasil. Piala Dunia di negeri sepak bola, dari Ronaldo, Pele, Ronaldinho.”

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler