Menteri Brasil Bandingkan Piala Dunia dengan Perang Irak

EPA/Sebastiao Moreira
Seorang demonstran menghancurkan sebuah mesin ATM dalam aksi protes menentang perhelatan Piala Dunia 2014 di Sao Paulo, Brasil, akhir Februari lalu.
Rep: Mutia Ramadhani Red: Didi Purwadi

REPUBLIKA.CO.ID, RIO DE JANEIRO -- Menteri Olahraga Brasil, Aldo Rebelo, mengakui bahwa Piala Dunia 2014 di Negara Samba itu menghadapi masalah serius terkait dengan faktor keamanan. Namun, Rebelo mencoba mengecilkan kekhawatiran tersebut dengan mengatakan bahwa Brasil bukanlah zona perang seperti halnya Irak atau Afghanistan.


Semua berawal dari kerusuhan yang mengguncang distrik Pantai Copacabana yang terkenal di Rio de Janeiro bulan lalu. Ini meningkatkan kekhawatiran bagi ribuan penggemar sepak bola yang akan mengunjungi Brasil bulan depan. Berikutnya, kasus penembakan tiga orang di hotel kota.

"Setiap negara memiliki tragedi dan tantangan. Namun, saya tidak berpikir bahwa negara ini akan menghadapi masalah lebih besar seperti di Irak atau Afghanistan," ujar Rebelo, dilansir dari News.com.au, Kamis (15/5).

Rebelo mengakui bahwa akan ada kekerasan sipil sehari-hari di Rio de Janeiro khususnya. Namun, pemerintah dan aparat berusaha mengambil tindakan pencegahan. Rio akan menjadi tuan rumah tujuh pertandingan termasuk final turnamen pada 13 Juli 2014.

Otoritas Rio mengerahkan dua ribu personel polisi pekan ini. Ini lebih awal dari yang dijadwalkan karena terjadinya bentrokan antara polisi militer dengan penduduk kawasan kumuh di sekitar Pantai Copacabana.

Rebelo menyindir media tabloid Inggris yang meliput tentang kejahatan di Manaus dimana Inggris akan membuka pertandingan di sana melawan Italia pada 14 Juni. Media Inggris menggambarkan Manaus sebagai salah satu tempat paling mematikan di dunia ini dengan tingkat pembunuhan tiga orang per hari.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler