Honduras Lewati Masa-Masa Bergejolak
REPUBLIKA.CO.ID, TEGUCIGALPA -- Menyusul tersingkir dari fase grup Piala Dunia 2010 Afrika Selatan dan kepergian sang pelatih Reinaldo Rueda, Honduras sempat mengalami masa-masa bergejolak.
Namun, perekrutan pelatih anyar Luis Fernando Suarez pada Maret 2011 silam telah membawa stabilitas pada skuad nasional Honduras.
Sang pelatih terbukti sukses membawa timnas U-23 Honduras menjejakkan kaki di perempat final turnamen sepak bola Olimpiade 2012 London.
Setelah terukur kualitas generasi baru negara itu, Suarez pun mengatur tentang peremajaan penuh tim nasional dan memboyong beberapa anak muda masuk skuat.
Hasilnya adalah kinerja meyakinkan di putaran tiga CONCACAF dimana Los Catrachos memuncaki grup menang selisih gol dengan Panama untuk menyingkirkan Kanada dan Kuba.
Mereka selanjutnya mengambil tempat ketiga dan langsung masuk kualifikasi di fase final enam-tim. Honduras hanya kehilangan empat poin dan mengalahkan Meksiko di benteng mereka di Azteca pada September 2013 untuk memastikan tempat di Brasil 2014.
Setelah kembali dari hampir tiga dekade absen sejak Piala Dunia 1982, Honduras dihadapkan dengan lawan-lawan tangguh di Piala Dunia 2010 Afrika Selatan. Honduras memulai turnamen dengan kekalahan 0-1 dari Cile dan kalah 0-2 dari Spanyol.
Honduras pernah menahan imbang Spanyol 1-1 pada Piala Dunia 1982 dan melanjutkan dengan skor sama melawan Irlandia Utara sebelum kemudian langkahnya di penyisihan grup terhenti karena kalah 0-1 dari Yugoslavia.
Bek kiri Emilio Izaguirra yang bersama Celtic pada musim kompetisi 2010/2011 dinobatkan sebagai pemain terbaik liga primer Skotlandia, bakal menjadi kekuatan kunci lini belakang Honduras.
Wilson Palacios yang bermain di Stoke City juga merupakan bagian penting dari teka-teki Honduras, selain pengisi barisan depan Carlo Costy dan Jerry Bengtson yang mencetak sembilan gol di London 2012.