Profil: Hebat karena Pemain Imigran
REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS -- Sejarah menyebutkan Belgia merupakan salah satu negara Eropa yang hidup karena banyak imigran yang menyambanginya.
Setelah Perang Dunia I, Wallon --wilayah selatan Belgia yang ditumbuhi banyak Industri-- mulai kelaparan dan memaksa Belgia untuk merekrut pekerja asing dari negara tetangga seperti Polandia dan Italia.
Lebih mencengangkan pasca Perang Dunia II, banyak kawasan Belgia yang ditinggalkan warganya. Melihat konsidisi ini, pemerintah setempat semakin gencar menarik imigran untuk bekerja di Belgia.
Tercatat negara Yunani, Maroko, Turki, Tunisia, Aljazair, Yugoslavia, dan negara lain berbondong-bondong didatangkan guna membangun perekonomian, khususnya bidang tambang.
Dari keberagaman bangsa ini, perekonomian Belgia mulai tumbuh kembali. Bahkan pada tahun 2007, Belgia sempat masuk 15 negara dengan perdagangan terbesar.
Keberagaman ini ternyata bukan hanya membangkitkan kawasan Industri. Para keturunan imigran ini berhasil bangkit pada bidang olahraga, khususnya sepak bola.
Pemain belakang sekaligus kapten timnas Belgia, Vincent Kompany, mempunyai darah Kongo dari sang ayah. Ada juga Daniel Van Buyten yang memiliki darah Belanda.
Di lini tengah, ada Marouane Fellaini yang berada dari Maroko. Juga Alex Witsel yang mempunyai ayah kandung dari pulau Karibia.
Barisan penyerang pun ternyata bukan asli Belgia. Ayah Romelu Lukaku adalah pemain timnas bagi Republik Kogo. Bintang muda Manchester United, Adnan Januzaj, lahir di Brussels setelah keluarga mereka meninggalkan Yugoslavia di tahun 1992.
Namun, nyatanya perbedaan latar belaknag ini tidak menjadikan Belgia terpecah belah. Justru sebaliknya, dari keanekaragaman tersebut, para pemain Belgia mampu bersatu dan membuat tim dengan segudang skill mumpuni.
''Kami memiliki pemain hebat dalam tim sehingga diharapkan untuk Piala Dunia kita akan memiliki kinerja yang besar juga. Kami selalu senang untuk menyambut pemain baru. Selalu." ujar Kompany dilaman Sportmole.