Tayangan Ulang, Dua Sisi Mata Uang bagi Wasit
REPUBLIKA.CO.ID, SAO POULO -- Penggunaan teknologi penempatan kamera di berbagai sudut lapangan seperti menjadi dua sisi mata uang bagi pengadil di lapangan alias wasit. Ia bisa menjadi sarana untuk menghujat wasit jika membuat keputusan keliru. Sebaliknya, jika keputusan wasit tepat, tentu ia akan menerima pujian.
Saat ini televisi juga selalu melakukan pengulangan gambar pada setiap momen tertentu terutama yang dinilai berpotensi menimbulkan sesuatu yang kontroversial. Momen yang paling mendapat perhatian tentu saja kejadian di dalam kotak penalti dan pelanggaran berbuah hukuman kartu kuning serta kartu merah.
Keputusan wasit dari momen-momen itu selalu menjadi tolak ukur penilaian secara sepihak dari penggemar sepak bola. Pada Piala Dunia 2014 Brasil, potensi wasit membuat keputusan keliru soal terjadi gol atau tidak juga sudah bisa dihindarkan. Terkecuali, bila memang chip dalam bola yang akan memantulkan bunyi ketika melewati garis gawang tanda terjadi gol, mengalami masalah.
Kasus pertandingan Inggris melawan Jerman pada Piala Dunia 2010 Afrika Selatan bisa jadi tak akan terulang kembali di Brasil. Ketika itu, bola tendangan gelandang Inggris Frank Lampard mengenai mistar dan memantul masuk melewati garis gawang, tetapi setelah itu bola ke luar lagi. Wasit asal Uruguay, Jorge Larrionda, dan asisten wasit Mauricio Espinosa kala itu tak menganggap terjadi gol.
Hingga pekan pertama Piala Dunia 2014, perhatian soal wasit tertuju pada kasus Yuichi Nishimura asal Jepang yang memimpin pertandingan pembuka antara tuan rumah Brasil melawan Kroasia. Nishimura dianggap membuat keputusan keliru dengan memberi hadiah penalti pada Brasil.
Pertandingan antara Kosta Rika melawan Uruguay juga menjadi perbincangan terutama oleh para suporter yang menontonnya bareng di layar raksasa FIFA Fanfest di Sao Paulo pada Sabtu (14/6). Keputusan wasit asal Jerman, Felix Brych, sempat menjadi perbincangan saat bek Uruguay, Diego Lugano, dijatuhkan bek Kosta Rika, Junior Diaz, di dalam kotak penalti.
Brych langsung menunjuk titik putih tanda penalti. ''Para penonton di Fanfest langsung memberikan respon negatif dengan meneriakkan suara, "Huuuu" karena menganggap Lugano jatuh sendiri,'' ujar wartawan Republika Online, Endro Yuwanto, dalam laporannya dari Sao Paulo.
Namun, dalam hitungan detik, di layar raksasa muncul tayangan ulang dari berbagai sudut, yang sangat menolong Brych bahwa keputusannya sangat tepat. Setelah memerhatikan tayangan ulang itu, penonton tak ada lagi yang memberikan respons negatif.