Aljazair Miliki Kans Cetak Sejarah
REPUBLIKA.CO.ID, CURITIBA -- Penantian 32 tahun Aljazair menembus babak perdelapan final Piala Dunia kembali terbuka.
Pada Piala Dunia 1982 di Spanyol, Aljazair tinggal selangkah lolos fase grup, tapi terpaksa tersingkir akibat aksi memalukan Jerman Barat dan Austria yang memilih bermain aman.
Dalam peristiwa yang dikenal dengan 'tragedi Gijon' itu, kedua wakil Eropa tersebut berhak lolos karena unggul selisih gol. Aljazair pun angkat koper meski pada awal fase grup mereka sukses mengalahkan perlawanan Jerman Barat.
Aljazair akan bertemu Rusia dalam laga terakhir Grup H di Arena da Baixada, Curitiba, pada Jumat (27/6) pukul 03.00 WIB. Aljazair mengunci tiket lolos jika mampu mengatasi perlawanan anak asuh Fabio Capello itu.
Jika pertandingan berakhir imbang, Aljazair bisa lolos kecuali Korea Selatan (Korsel) mampu menang besar atas Belgia.
Meski kalah melawan Belgia 1-2 di pertandingan pertama, Aljazair sukses menghajar Korsel dengan angka meyakinkan 4-2. Hasil ini menjadi kemenangan pertama Aljazair di Piala Dunia sejak 1982.
Alhasil, harapan besar muncul untuk 'Ksatria Padang Pasir'. Anak asuh Vahid Halilhodzic menunjukkan permainan menyerang yang terorganisasi dalam dua penampilan mereka.
Gelandang serang Aljazair, Yacine Brahimi, mengaku pertandingan melawan Rusia menjadi sejarah baru untuk perjalanan sepak bola negaranya. Ia pun mengaku seluruh pemain Aljazair memiliki keyakinan untuk mewujudkan mimpi lolos ke perdelapan final.
"Ini adalah pertandingan terpenting dalam karier saya," kata Brahimi seperti dikutip Sportal.
Meski tak memiliki peluang lolos, Rusia tak membiarkan Aljazair melenggang dengan mudah. Rusia menunjukkan pertahanan yang solid, bahkan sukses memberikan tekanan untuk Belgia. Sayang, Berezutsky dan kawan-kawan tak mampu menemukan penyelesaian akhir yang baik.
Capello tentu tak bisa meremehkan kekuatan Aljazair. Empat tahun yang lalu, di Afrika Selatan ketika masih menukangi Inggris, timnya ditahan imbang 0-0.
Capello mengaku hasil imbang tak akan mengubah apa-apa. "Kami tak punya pilihan lain selain keluar dan mengalahkan Aljazair," kata Capello.