Komisi VIII DPR Undang Pansel Baznas Besok
REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA-- Komisi VIII DPR RI bakal akan mengundang panitia seleksi (pansel) setelah memilih delapan orang sebagai calon anggota Badan Amil Zakat Nasional (Baznas), Kamis (25/6) besok.
"DPR akan menggali alasan-alasan mereka dalam memilih kedelapan orang tersebut. Selain itu, perlu juga didengar mengapa kandidat ini dinilai memenuhi kriteria untuk menjadi pimpinan Baznas," ujar Ketua Komisi VIII DPR RI Saleh Partaonan Daulay.
Ia menjelaskan, data dan seluruh kelengkapan administrasi calon pimpinan Baznas berada di tangan pansel. Sehingga DPR perlu mendapatkan informasi tentang rekam jejak para calon yang dikirimkan ke DPR sebelum melakukan fit and proper test.
Penjelasan pansel diperlukan, ujar Saleh, untuk menjaga objektivitas DPR dalam memberikan penilaian. Selain itu, DPR juga meminta bantuan maayarakat untuk ikut berpartisipasi dalam memberikan penilaian terhadap para calon.
DPR akan menggali secara langsung pemikiran dan program masing-masing dalam mengembangkan Baznas.
Berdasarkan hal tersebut, DPR akan menetapkan nama-nama yang akan diangkat menjadi pimpinan Baznas. Nama-nama tersebut selanjutnya akan dikirimkan ke presiden untuk dibuatkan Keppres.
Ia melanjutkan, pimpinan Baznas yang akan datang harus mampu memaksimalkan potensi zakat yang ada. Menurutnya, potensi zakat umat Islam sangat besar.
Jika Baznas bisa digerakkan secara efektif, maka potensi zakat itu bisa dimanfaatkan untuk pemberdayaan umat. Sampai sejauh ini, potensi zakat yang berhasil dikelola belum sampai 15 persen.
“Jangan sampai Baznas kalah dari lembaga-lembaga pengelola zakat lainnya. Kalau sampai hari ini, sepertinya Baznas belum begitu unggul dari mereka," katanya.
Dilansir dari situs resmi Kementerian Agama (23/6), nama-nama calon anggota Baznas, yaitu mantan Menteri Keuangan Bambang Sudibyo, mantan Direktur Utama Bank Muamalat Zainulbahar Noor, mantan Inspektur Jenderal Kementerian Agama Mundzir Suparta.
Ada pula tokoh Nahdlatul Ulama Masdar Farid Mas’udi, Ketua Umum Ikatan Da’I Indonesia Ahmad Satori Ismail, praktisi perbankan syariah Emmy Hamidiyah, aktivis Muhammadiyah Irsyadul Halim, dan praktisi zakat Nana Mintarti.