DPR Tantang Kepala BIN Baru Bereskan Kasus Masjid di Tolikara
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota DPR yang juga Wakil Sekretaris Partai Golkar, Tantowi Yahya merasa khawatir pertistiwa pembakaran masjid di kabupaten Tolikara Papua akan menimbulkan perpecahan.
"Itu potensinya sebenarnya masih besar, jadi kita harus realistis menyikapinya, jangan seolah-olah permasalahan ini tidak ada. Itu ada kok, jadi karena kita anggap ada maka kita akan melakukan konsolidasi sama-sama ke depan itu mencegah tidak ada lagi terjadi seperti itu," tutur Tantowi saat bersilaturahmi di kediaman rumah ketua umum Golkar Abu Rizal Bakrie.
Menurutnya, peristiwa tersebut telah mencoreng nama baik Indonesia yang dikenal dunia sebagai negara majemuk yang damai. Namun, Tontowi mengatakan agar masyarakat khususnya muslim di tanah Papua tidak terpancing dengan tindakan sekelompok orang yang berusaha memecah belah persatuan.
Tontowi pun menantang Kepala Badan Intelejen Negara (BIM), Letnan Jenderal Purnawirawan Sutiyoso agar bisa menyelesaikan kasus tersebut. "Jadi kita tunggu dulu apa sesungguhnya yang terjadi, lalu ini juga jadi tugas Kepala Badan Inteleje Negara (BIN) yang baru kan," kata dia.
Menurut Kapolri Jenderal Badrodin Haiti, inti persoalan adalah jemaat nasrani merasa terganggu dengan speaker masjid umat Muslim yang akan melakukan shalat ied. Umat Nasrani mengklaim suara speaker yang dipasang di tengah lapangan menggangu ketenangan umum.
Mereka kemudian meminta umat Muslim untuk membubarkan kegiatan shalat ied tersebut. Hal itu berujung pada perang mulut antara kedua kubu. Saat itulah kelompok nasrani melempari masjid dengan api hingga terbakar.
Selain Masjid, dilaporkan enam rumah dan 11 kios dilaporkan ikut terbakar. Kepolisian setempat sudah mengamankan kondisi dan terus menyelidiki latar belakang persoalan. Selain itu, kepolisian juga menghimbau masyarakat Tolikara dan sekitaranya untuk menahan diri dan tidak terprovokasi dengan isu yang beredar.