DPR: Peredaran Produk Ilegal Kian Meningkat
REPUBLIKA.CO.ID, KOBA -- Anggota Komisi IX DPR-RI, Azhar Romli menyatakan peredaran produk ilegal setiap tahun terus meningkat, sehingga diperlukan pengawasan lebih intensif dan menggencarkan sosialisasi kepada masyarakat.
"Peredaran produk ilegal semakin meningkat, terutama produk obat dan makanan sehingga kondisi ini sangat membahayakan bagi kesehatan masyarakat," katanya saat melakukan kunjungan kerja di Bangka Tengah, Bangka Belitung, Kamis (1/10).
Ia menjelaskan, maraknya penjualan produk ilegal dan kedaluarsa tersebut disinyalir penyalahgunaan dilakukan oleh pihak yang memproduksi produk tersebut.
"Selain itu, juga banyak masyarakat yang tidak tahu risiko menggunakan produk tersebut dan banyak diminati karena harganya relatif murah," ujarnya.
Ia mengatakan, pada 2016 akan diluncurkan program penyuluhan komunikasi informasi dan edukasi terkait obat dan makanan ke seluruh desa yang ada di Indonesia.
"Ini dilakukan untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat dan membantu pemerintah dalam mengawasi peredaran obat dan makanan yang mengandung zat berbahaya," ujarnya.
Selain itu, kata dia, nanti akan diluncurkan program standarisasi produk UMKM agar setiap produk khas daerah legal dan layak dipasarkan.
"BPOM akan terus diperkuat sebagai ujung tombak dalam menekan peredaran produk tidak layak jual dengan terus melakukan pengawasan dan sosialisasi," ujarnya.
Ia menjelaskan, memastikan produk makanan dan obat yang layak konsumsi ini sangat penting karena terkait kesehatan masyarakat.
"Kami di DPR tentu terus mendorong kinerja BPOM di setiap provinsi dalam mengawasi peredaran obat dan makanan ilegal," ujarnya.