DPR: Indonesia Dapat Mediasi Konflik Saudi-Iran
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Komisi I DPR, Hanafi Rais mengatakan, Indonesia dapat mengambil peran dengan melakukan mediasi dalam penyelesaian konflik antara Arab Saudi dengan Iran.
"Yang bisa dilakukan Indonesia adalah mediasi, dalam arti menggalang dukungan internasional agar ada penyelesaian konflik Saudi-Iran," katanya, di Jakarta, Jumat (8/1).
Hanafi menilai, Indonesia mampu berperan sendiri namun bisa juga secara multilateral dengan mengkoordinasikan sebuah contact group. Langkah itu, menurut dia, di luar organisasi teluk atau Organisasi Konferensi Islam (OKI) dalam rangka memulai proses mediasi.
"Dalam proses mediasi, kalau Indonesia mau serius maka diperlukan dua prasyarat penting," ujarnya.
Prasyarat pertama, menurut dia, perhatian yang terus-menerus dan fokus terhadap perdamaian Iran-Saudi. Kedua, menurut dia, memiliki tim diplomasi terampil dan menguasai politik ekonomi Timur Tengah (Timteng).
"Di samping itu, pemerintah Indonesia juga punya kewajiban menjaga perdamaian Sunni-Syiah di dalam negeri agar tidak jadi bagian dari eskalasi Saudi-Iran di Timteng," katanya.
Selain itu, dia menilai, ide Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menghadap Presiden Joko Widodo agar Indonesia mengambil peran mediasi konflik di kedua negara tersebut, bisa dikatakan "too good to be true".
Menurut dia, hal itu bisa terjadi apabila disertai persiapan dan perhatian yang serius dari pemerintah Indonesia. "Ini semestinya menjadi ranahnya Menteri Luar Negeri bukan Menteri Agama," ujarnya.