Akom Siap 'Pasang Badan' Penolakan Pembangunan Perpustakaan DPR
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua DPR Ade Komarudin mengaku siap menghadapi pihak yang menolak pembangunan perpustakaan DPR. Pembangunan perpustakaan DPR, kata dia, tujuannya positif yaitu mencerdaskan bangsa.
"Itu usulan bagus (pembangunan perpustakaan). Saya siap hadapi baik luar (parlemen), dalam parlemen (fraksi-fraksi) termasuk jika pemerintah yang menolak," katanya di Gedung Nusantara III, Jakarta, Senin (28/3).
Ade mengatakan, perpustakaan itu akan dibangun sedemikian menarik sehingga niat membaca anggota parlemen, wartawan dan masyarakat meningkat dengan dibangunnnya perpustakaan tersebut. Menurut dia, perpustakaan tersebut nantinya tidak hanya mencerdaskan bangsa, tetapi juga menjadi simbol intelektualisme Indonesia.
"Menurut saya rencana itu sesuai akal sehat. Saya kira tidak ada alasan merecoki hahlan yang disampaikan cendikiawan," ujarnya.
Ia mengatakan, dirinya percaya usulan para cendikiawan tersebut yang membutuhkan dukungan kebijakan dari politisi. Ade menjelaskan, setelah dirinya mengecek ternyata ada anggaran multiyears pembangunan gedung yang apabila tidak dipakai namun anggarannya tetap ada.
"Lalu ada persetujuan, cendikiawan usulannya baik dan saya ingin maksimal tidak hanya gedung DPR karena itu simbol intelektualisme di Indonesia," katanya.
Ia mengaku belum membahas lebih lanjut rencana pembangunan perpustakaan di parlemen dengan fraksi-fraksi di DPR karena masih masa reses. Menurut dia, pembahasan itu akan dilakukan di masa persidangan selanjutnya yang dimulai pada 6 April.
"Saya akan sampaikan ke Badan Urusan Rumah Tangga (BURT) dan saya meyakini akan bersedia," katanya.
Sebelumnya dukungan pembangunan perpus tersebut disuarakan kalangan akademisi dan budayawan mengusulkan kepada pemimpin DPR untuk membangun perpustakaan umum parlemen, pada Selasa (22/3). Usul tersebut disampaikan oleh pendiri Freedom Institute, Rizal Mallarangeng yang datang ke Gedung DPR bersama ilmuwan sosial Ignas Kleden, politikus Partai Demokrat Ulil Abshar Abdalla, novelis sekaligus budayawan Ayu Utami.