DPR Temukan Banyak Kekurangan di Terminal 3 Ultimate
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komisi V DPR RI menilai masih banyak kekurangan yang terjadi di Terminal 3, Bandara Soekarno-Hatta. Kekurangan tersebut diketahui setelah Komisi V melakukan kunjungan kerja ke bandara yang menghabiskan dana pembangunan sebesar Rp 7 triliun tersebut.
Ketua Komisi V DPR RI Fary Djemi Francis menyatakan, Terminal 3 harus memiliki standar keamanan dan kenyamanan untuk para penumpang. Menurutnya, faktor keamanan dan kenyamanan di Terminal 3 Ultimate belum cukup memuaskan untuk para penumpang.
"Misalnya berkaitan dengan pelayanan antre masuk ke bandara itu masih di atas 7 menit. Seharusnya antrean harus di bawah 3 menit," kata Fary, kepada wartawan, di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (24/8).
Politisi Gerindra itu mengungkapkan, pelayanan pendingin udara di Terminal 3 pun belum memuaskan penumpang. Terkait istrumen keamanan yakni antisipasi terjadinya kebakaran, hal itu juga masih kurang menurut Fary. "Kita juga pertanyakan dengan saluran air, seperti diketahui kemarin sempat terjadi banjir. Jangan sampai hal itu terulang," ujar dia.
Oleh karena itu, dengan ditemukannya permasalahan-permasalahan tersebut, Fary mendesak agar segera dilakukannya audit oleh otoritas bandara. Karena menurutnya, jika faktor keamanan dan kenyamanan di Terminal 3 tidak dipenuhi pihaknya tidak segan-segan mengeluarkan rekomendasi.
Baca juga, Terminal 3 Baru Bandara Soekarno-Hatta Resmi Beroperasi.
"Yang kita minta adalah perbaikan terkait safety dan security. Kalau itu tidak bisa dipenuhi sebaiknya ditutup dulu," ucapnya.