IAIN Jangan Kehilangan Jati Diri Saat Berubah Jadi UIN
REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Komisi VIII DPR berharap IAIN Imam Bonjol (IB) Padang, tidak kehilangan jati dirinya bila sudah menjadi Universitas Islam Negeri (UIN). Pendidikan Islam (Pendis) jangan sampai dikesampingkan.
Hal ini diungkapkan Anggota Komisi VIII Linda Megawati saat berdialog dengan Civitas Akademika IAIN IB Padang dan jajaran Kanwil Kemenag Sumbar, di Kampus IAIN IB Lubuklintah, Padang, Senin (31/10).
“Jadi, intinya, jangan sampai Pendis dikesampingkan atau meninggalkan identitas IAIN IB selaku Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN),” kata dia.
Menurutnya, banyak IAIN yang ketika berubah menjadi UIN, justru ditinggal peminatnya karena kurang berminat dengan Pendisnya. Ia memberi contoh UIN di Jakarta. Jangan sampai menimpa UIN yang ada di Padang. “Kalau ini sampai terjadi di Padang, mau dibawa ke mana tokoh-tokoh ulama atau para generasi penerus untuk menyebarkan Pendis,” kata dia.
Hal senada disampaikan Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Deding Ishak. Dia berharap, alih status dari institut ke universitas jangan menghilangkan jati dirinya sebagai dunia pendidikan keislaman. “Titahnya harus dipertahankan sebagai dunia pendidikan yang menjunjung tinggi tridharma, seperti pendidikan pengajaran, penelitian, dan pengabdian pada masyarakat,” kata dia.
Fungsi IAIN IB sebagai lembaga pencetak intelektual Islam, diakuinya sangat fundamental. Mahasiswanya yang sedang kuliah dan menjadi alumni berperan sebagai pengawal moral yang akan mengabdi di tengah-tengah masyarakat. Menurut dia, UIN ke depan itu harus berpikir profesional, andal, dan teruji. Apalagi, negara kita adalah berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 yang sila pertamanya adalah Ketuhanan Yang Maha Esa, kata dia.