Potensi Lada Putih di Bangka Belitung Perlu Dimaksimalkan
REPUBLIKA.CO.ID, BANGKA -- Anggota Komisi IV DPR RI dari Fraksi Golkar, Firman Subagyo, mengatakan potensi lada putih di Bangka-Belitung harus dimaksimalkan. Ia menyarankan supaya lada putih dikonversi menjadi lada hitam untuk memperluas target pasar internasional.
Firman mengatakan, pembangunan ekonomi nasional harus mengacu pada basis potensi sumber daya alam dan produksi unggulan. Provinsi Bangka-Belitung mempunyai potensi unggulan berupa komoditas lada, yang setiap tahunnya mampu menghasilkan laba bersih sampai Rp 400 juta.
Komisi IV Sarankan Petani Bangka Konversi Tanam Lada Hitam
"Bangka-Belitung memiliki potensi lada putih, untuk produksi lada putih bisa mengasilkan kurang lebih Rp 600 juta per hektare, biaya operasional diperkirakan 160 juta. Artinya, lada bisa menghasilkan keuntungan sekitar Rp 400 juta dalam satu tahun, ini memiliki potensi yang luar biasa," kata Firman, Senin (27/2).
Menurut dia, hasil produksi lada di Bangka Belitung sudah mencapai pasar internasional. Ia berharap supaya produksi lada ini ke depan tidak dijual dalam bentuk mentahan. Lada harus diolah lebih dulu sebelum diekspor supaya nilai jualnya bertambah, misalnya dibuat herbal.
Lanjut dia, jangan sampai petani tidak mendapatkan pendampingan sehingga nantinya malah merusak pasar. Kalau pasar tidak dikuasai oleh petani, kata Firman, yang untung adalah pedagangnya. Menurut dia, harus ada pendampingan supaya nilai jual komoditas tersebut dapat dinikmati petani.
"Hasil produksi ini harus dijadikan bahan olahan. Jangan sampai diekspor berupa barang mentah, seperti sawit. Sehingga value-nya di luar negeri, petani kita tidak menikmati hasilnya," ujar anggota Komisi IV ini, dalam kunjungan kerja ke Bangka-Belitung.