Stok Bulog Bangka-Belitung Dipastikan Cukup Sampai Bulan Puasa

Antara
Stok beras Bulog, ilustrasi
Rep: Kabul Astuti Red: Dwi Murdaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, BELITUNG -- Ketersediaan stok beras di Gudang Bulog Sub Divre Bangka Provinsi Bangka-Belitung dipastikan mencukupi sampai bulan puasa mendatang. Hal itu disampaikan Ketua Komisi IV DPR RI, Viva Yoga Mauladi, dalam kunjungan ke Pangkal Pinang, Bangka.

"Ada 2700 ton cadangan beras pemerintah. Stok cukup untuk enam bulan, dan salah satunya ada 600 ton beras impor. Cadangan beras pemerintah ini sangat diperlukan dalam rangka ketersediaan keterjangkauan bahan pangan rakyat," kata Viva Yoga Mauladi, kepada Republika.co.id, Senin (27/2).

Yoga memaparkan ada 2700 ton cadangan beras pemerintah di Gudang Bulog Sub Divre Bangka, Jalan Jendera Sudirman, Pangkal Pinang. Sebanyak 600 ton di antaranya merupakan beras impor. Gudang Bulog subdivre Bangka juga menyimpan stok gula dari PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XI.

Yoga memastikan stok 2700 ton beras ini cukup untuk menjamin ketersediaan bahan pangan sampai bulan puasa mendatang. DPR RI akan melakukan pengawasan untuk memastikan ketersediaan dan keterjangkauan bahan pangan, khususnya di Bangka Belitung.

Cadangan beras ini didistribusikan untuk wilayah Sumatera Selatan dan Bangka Belitung. "Pemda dan bulog sebaiknya melakukan koordinasi, terutama terhadap titik-titik rawan kekurangan bahan pangan, jangan timbul masalah baru soal distribusi bahan pangan rakyat," kata Yoga.

Kepala Perum Bulog Divre Sumsel dan Babel, Bakhtiar, mengatakan masyrakat tidak perlu khawatir dengan ketersediaan bahan pangan. Ia memastikan stok beras dan gula cukup untuk wilayah Sumsel dan Babel. Dalam waktu dekat, lanjut Bakhtiar, akan ditambah stok minyak goreng untuk persiapan menghadapi hari raya lebaran.

Ia juga mengaku sudah melakukan pemetaan daerah yang memiliki potensi surplus dan minus bahan pangan. Lantaran Provinsi Bangka Belitung mempunyai keterbatasan produksi, lanjut Bakhtiar, biasanya stok beras didatangkan dari Sumatera Selatan. Kendala utamanya, ada pada masalah transportasi.

"Yang paling krusial memang terdapat di transportasi. Karena kalau dari Sumsel kita kan melalui truk. Truknya nanti naik kapal, baru lewat darat lagi setelah dari pelabuhan. Kemarin ada kendala waktu banjir besar ada jembatan sempat putus, tapi sekarang sudah diperbaiki sehingga alur distribusi sudah berjalan lancar," ujar Bakhtiar.



BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler