Undang Ratusan Rektor ke Istana, Prabowo Juluki Mereka Brains of Our Country
Menurut Mendiktisaintek, Presiden Prabowo ingin dana riset 1 persen dari PDB.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Prabowo Subianto menggelar pertemuan dengan ratusan rektor di halaman Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Kamis (13/3/2025). Prabowo berdiskusi dengan mereka sejak sore sampai malam hari.
Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) Prof Brian Yuliarto menjelaskan, total hadir 124 rektor dari perguruan tinggi negeri (PTN), empat rektor perguruan tinggi swasta (PTS), 18 rektor perguruan tinggi akademik (PTA), dan 17 kepala Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI). Menurut dia, diskusi dimulai pukul 17.30 WIB sampai berakhir pukul 20.30 WIB, diselingi buka puasa bersama dan sholat Maghrib.
"Sudah disampaikan bahwa Pak Presiden mengundang rektor PTN, rektor PTS, tentu perwakilan ya karena PTS di Indonesia sangat banyak, dan yang kemudian juga rektor dari PTA, kemudian juga dari PTKL, serta LL Dikti, pembina PTS-PTS yang ada di Indonesia," kata Brian di Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis malam WIB.
Menurut Brian, selama acara, Presiden Prabowo menyampaikan bagaimana kondisi bangsa Indonesia dan global, serta posisi strategis dan potensi bangsa Indonesia yang sangat tinggi untuk menjadi negara maju. "Tadi Pak Presiden menyampaikan bagaimana para rektor yang hadir ini adalah brains of our country," ucap guru besar Institut Teknologi Bandung (ITB) tersebut.
Brian mengungkapkan, Presiden Prabowo tentu menginginkan peningkatan kesejahteraan bagi para dosen. Hal itu juga akan diiringi peningkatan dana riset dan sebagainya di kampus. Berdasarkan data Bank Dunia, dana riset yang dikucurkan pemerintah dalam 10 tahun terakhir tidak sampai 0,3 persen dari produk domestik bruto (PDB) atau gross domestic product (GDP). Hanya saja, ia mengakui, proses kenaikan dana riset tidak bisa dilakukan secara instans.
"Jadi secara luas itu yang akan diharapkan atau diinginkan oleh Presiden, tadi seperti kalau Korea itu kan 4 persen dari GDP dan seterusnya, dari anggaran gitu ya. Nah, ini yang kita akan terus tingkatkan. Nanti ketika pembangunan ini bisa berjalan cepat, industrialisasi berbasis teknologi bisa bergerak cepat, Pak Presiden berharap juga terjadi peningkatan paling tidak hingga 1 persen dari GDP kita," kata Brian.
Selain itu, Brian juga menyinggung, dari total jumlah dosen di Indonesia 303.067 orang, saat ini yang bergeral doktor baru sekitar 25 persen. Di bawah kepemimpinannya, Brian melapor ke Presiden Prabowo, Kemendiktasiantek mencanangkan untuk memberikan dorongan atau beasiswa kepada semua dosen agar bisa menempuh pendidikan S3.
"Sehingga kapasitas mereka menjadi lebih baik dan pada akhirnya bisa bekerja lebih memenuhi kualifikasi dan akhirnya bisa menghasilkan mahasiswa yang berkualifikasi," ujar Brian.
Selain itu, kata Brian, Presiden Prabowo berpesan kepada perguruan tinggi agar memiliki peran strategis dalam menopang pengembangan industri berbasis riset dan inovasi. RI 1 juga menyoroti pentingnya menjaga integritas akademik, dengan menanamkan budaya antikorupsi kepada generasi mendatang.
"Tentu tadi juga disampaikan bagaimana prospek Indonesia yang sangat cerah ke depan ini perlu didukung oleh sektor pengembangan iptek (ilmu pengetahuan dan teknologi) dengan tidak lupa integritas untuk dijaga, integritas yang tinggi. Jadi budaya antikorupsi itu harus terus diingatkan kepada generasi masa depan bangsa Indonesia," kata Brian.
Selanjutnya, menurut Brian, Presiden Prabowo menyampaikan optimismenya terhadap BPI Danantara sebagai motor penggerak industri strategis di Indonesia. Dalam mendukung hal tersebut, sambung dia, peran perguruan tinggi dinilai penting karena dapat menjadi tulang punggung riset dan inovasi.
"Di situ peran perguruan tinggi-perguruan tinggi akan menjadi tulang punggung riset, inovasi serta penyiapan-penyiapan SDM untuk mengisi gerakan atau program-program industri yang akan bergerak dengan cepat di masa depan," ucap Brian.